ABSTRAKPecok adalah bahasa yang pernah digunakan oleh sekelompok masyarakat di Indonesia. Bahasa Pecok lahir
akibat adanya kontak antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Secara umum bahasa Pecok menggunakan
sistem gramatika bahasa Melayu begitu juga dengan fonologinya. Dengan demikian kosakata yang berasal dari
bahasa Belanda dilafalkan menurut sistem fonologi bahasa Melayu. Perbedaan fonologi antara bahasa Melayu
dan bahasa Belanda mengakibatkan kosakata bahasa Belanda yang diserap mengalami perubahan bunyi pada
bahasa Pecok. Analisis dalam makalah ini bertujuan untuk memaparkan pola fonologis yang menyebabkan
terjadinya perubahan bunyi pada kosakata Belanda dalam bahasa Pecok, seperti penghilangan dan penambahan
fonem. Contoh kata bahasa Belanda yang mengalami perubahan bunyi dalam bahasa Pecok yaitu zeg, konsonan
[x] dengan ciri [-suara, +frikatif, +velar] berubah menjadi [h] yang memiliki ciri [-suara, +frikatif, +glotal].
ABSTRACTPecok is a language used by a group of people in Indonesia. Pecok was born due to contact between Malay and
Dutch. In general, the Pecok language uses the Malay grammar system as well as its phonology. Thus the
vocabulary derived from Dutch is pronounced according to the phonological system of the Malay. The
phonological differences between Malay and Dutch causes the sound change of Dutch vocabulary in Pecok
language. The analysis in this paper aims to describe the phonological patterns that cause sound changes of the
Dutch vocabulary in Pecok, such as disappearance and phoneme addition. The examples of Dutch words that
have the changes in sound in Pecok are in the words zeg, consonant [x] with the characteristics of [-sound, +
fricative, + velar] changing to [h] which has the characteristics [-sound+ fricative + glotal].