Kerjasama ayah dan ibu sebagai orangtua memiliki peran penting dalam memberikan stimulus yang optimal terhadap perkembangan anak. Namun, dalam kultur patriaki di Indonesia, seringkali terdapat pandangan yang memisahkan peran ayah dan ibu dalam pengasuhan. Ayah cenderung hanya berperan sebagai pencari nafkah, sementara tugas-tugas domestik termasuk pengasuhan anak lebih sering diberikan pada perempuan. Padahal, dalam berbagai penelitian keterlibatan ayah memiliki dampak positif tehadap perkembangan anak. Kondisi ini memicu peneliti untuk membuat intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak khususnya usia 3- 5 tahun. Program intervensi yang dilakukan adalah pelatihan
fathering dengan metode
participatory training dan mengacu pada teori
three-steps change model yang dikemukakan oleh Lewin. Penelitian ini merupakan penelitian
quasi-exeperimental dengan desain penelitian
pretest-posttest nonequivalent group design.
Pretest akan dilakukan sebelum pelatihan dimulai, sedangkan
posttest dilakukan langsung setelah selesai pelatihan dan seminggu setelah pelatihan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan
fathering terhadap peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3- 5 tahun ditunjukkan dengan nilai uji signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hasil intervensi ini dapat digunakan untuk mengembangakan modul pelatihan sejenis selanjutnya.
Collaboration between father and mother as parents has an important role in providing optimal stimulus for child development. However, in a patriarchal culture like in Indonesia, there is often a view that separates the role of father and mother in caring children. Fathers tend to only act as breadwinners, while domestic tasks including child care are more often given to women. In various studies, father involvement has a positive impact on children's development. This condition triggered researcher to make interventions aimed at increasing father involvement in parenting children especially those aged 3- 5 years. The intervention program carried out was fathering training with participatory training methods and referring to the three-step change model proposed by Lewin. This research is a quasi- experimental research with a pretest- posttest nonequivalent group design research design. The pretest will be conducted before the training begins, while the posttest will be conducted immediately after the training is finished and a week after the training. The conclusion of the results of this study is that there is a significant effect of fathering training on increasing father involvement in the care of children aged 3- 5 years indicated by a significance test value of 0,000 (<0.05). The results of this intervention can be used to develop the next type of training module.