Penelitian ini menggali bentuk resistensi seniman melalui media seni batti-batti. Penelitian ini bertujuan untuk (a) menganalisis musik batti-batti sebagai media resistensi dan (b) menganalisis kontribusi aktor-aktor lokal dalam prosesnya. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, peneliti menemukan fakta bahwa resistensi yang terjadi berupa resistensi tertutup dan resistensi terbuka, dengan bentuk halus dan samar-samar yang mungkin tidak mudah untuk diakui sebagai resistensi Senjata yang digunakan dalam resistensi ini meliputi simbol-simbol dan penyajian dalam pertunjukan, serta konteks produksi lagunya.Hasilnya menunjukkan bahwa resistensi ini masih berada pada konteks wacana. Kenyataannya, kesadaran kelompok masyarakat belum terlihat dan gerakan perlawanan langsung tidak terjadi. Meskipun penonton memberikan respon-respon saat pertunjukan, namun tidak ada tindakan-tindakan aktual yang memperlihatkan adanya bentuk penyadaran dalam kelompok masyarakat tersebut. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh posisi batti-batti yang masih dilihat oleh masyarakat sebagai sebuah bentuk ekspresi hiburan dan bukan pada tataran simbol gerakan atau resistensi. Dalam prosesnya, muncul negosiasi antara seniman, penonton, dan kelompok masyarakat dalam memosisikan batti-batti sebagai media resistensi, baik disengaja maupun tidak. Pihak subordinat menghindari perlawanan langsung dan terbuka terhadap dominasi karena dianggap sebagai cara paling aman, bukan hanya karena takut pada kekuasaan tetapi juga karena akar budaya masyarakat yang masih kental dengan ikatan kekerabatannya.

---

This research explores the form of resistance through the batti-batti. This research aims to: (a) analyze batti-batti as a medium of resistance and (b) analyze contribution of local actors in the process. Through a qualitative approach with a case study method, researchers found that the resistance that occurs in the form of hidden resistance and public resistance, in a subtle and vague form that may not be easily recognized as resistance. Weapons used include symbols and presentation in music itself, also the context of song production.

As the result, it was found that this resistance is still in the context of discourse. The fact that the awareness of the intended community group has not yet been seen and the direct movement of resistance does not occur. Although the audience gave responses during the show, there were no actual actions that showed any form of awareness in the intended community. This could be due to the batti-batti's position which is still seen by the community as a form of entertainment and not at the level of movement or resistance. In the process, there are negotiations between artists, audiences, and community in positioning batti-batti as a medium of resistance, whether intentional or not. Subordinates avoid direct and public resistance because they are considered the safest way, not only because they are afraid of power but also because of the cultural roots of the people who are still thick with their kinship ties.