Latar belakang: Kejadian
obstructive sleep apnea (OSA) dipengaruhi kebiasaan tidur dan pekerjaan. Profesi perawat berhubungan dengan rotasi kerja yang mempengaruhi waktu tidur. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalens dan faktor-faktor yang berhubungan dengan OSA pada perawat RS Persahabatan Jakarta menggunakan kuesioner penapisan dan polisomnografi (PSG).
Metode: Perawat dilakukan penapisan OSA menggunakan kuesioner Berlin dan STOP-Bang dan dilakukan pemeriksaan PSG untuk mengetahui prevalens OSA. Karakterisik demografis, pekerjaan dan kebiasaan dianalisis untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan OSA.
Hasil: Penelitian yang melibatkan 168 perawat ini menunjukkan prevalens OSA adalah 32,74% (55/168) berdasarkan kuesioner Berlin dan 16,67% (28/168) berdasarkan kuesioner STOP-Bang. Indeks massa tubuh, lingkar leher (LL) dan status gizi merupakan faktor risiko OSA berdasarkan penapisan Berlin. Indeks massa tubuh, LL, status gizi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jam kerja dan jam tidur merupakan faktor risiko OSA berdasarkan penapisan STOP-Bang. Subjek dengan risiko OSA berdasarkan kuesioner Berlin menunjukkan hasil skor STOP-Bang lebih besar terhadap subjek tanpa risiko OSA dengan skor >2 (p<0,000). Pemeriksaan PSG menunjukkan 10 subjek menderita OSA.
Kesimpulan: Prevalensi OSA adalah 32,74% berdasarkan kuesioner Berlin dan 16,67% berdasarkan kuesioner STOP-Bang. Indeks massa tubuh, LL dan status gizi merupakan faktor risiko OSA berdasarkan kedua kuesioner tersebut. Subjek dengan risiko OSA berdasarkan kuesioner Berlin menunjukkan skor STOP-Bang >2.
Background: Obstructive sleep apnea (OSA) is associated with sleep habits and occupation. Nurses are subject to lengthy night working shift which deprives sleep. This study reveals the prevalence and the related factors of OSA among the nurses of Persahabatan Hospital Jakarta using screening questionnaire and polysomnography (PSG). Methods: Nurses were screened for OSA using Berlin and STOP-Bang questionnaires and were examined using PSG to reveal the prevalence of OSA. Demographic, work and habitual characteristics were analyzed to reveal related factor of OSA. Results: The study, involved 168 nurses, shows prevalence of OSA is 32.74% (55/168) based on Berlin questionnaire and 16.67% (28/168) based on STOP-Bang questionnaire. Body mass index, neck circumference (NC) and nutrition status (NUT) is shown as risk factor of OSA from Berlin questionnaire. Body mass index, NC, NUT, sex, education level, working hour and sleeping hour is shown as risk factor of OSA from STOP-Bang questionnaire. Subjects with risk of OSA, as determined by Berlin questionnaire, exhibits STOP-Bang score >2 compared to subjects without risk of OSA (p<0.000). The PSG shows 10 subjects are OSA. Conclusions: Prevalence of OSA is 32.74% based on Berlin questionnaire and 16.67% based on STOP-Bang questionnaire. Body mass index, NC and NUT serves as OSA risk factors from both of these questionnaires. Subject with risk of OSA, as determined by Berlin questionnaire, tends to exhibit STOP-Bang score >2.