ABSTRAKLatar belakang: Maloklusi adalah ketidaksesuaian susunan gigi geligi. Bentuk maloklusi antar lain gigi berjejal yang disebabkan oleh beberapa faktor. Gigi berjejal dapat berupa gigi yang rotasi, tumpang tindih dan berpindah tempat. Maloklusi gigi berjejal disebabkan oleh faktor dental sepertikehilangan dini gigi, persistensi gigi, gigi berlebih dan kelainan bentuk gigi.
Tujuan: Mengetahui prevalensi (angka kejadian) faktor dental, yaitu kehilangan dini gigi, persistensi gigi, gigi berlebih dan kelainan bentuk gigi sebagai penyebab maloklusi gigi berjejal pada siswa kelas I-VI SDN 10 Kelurahan Johar Baru, Jakarta.
Metode: Digunakan 298 siswa dan dilakukan pemeriksaan intraoral melihat ada tidaknya maloklusi gigi berjejal dan faktor dental. Diperoleh 81 siswa dengan maloklusi gigi berjejal yang memiliki faktor dental kehilangan dini gigi 39 siswa, persistensi gigi 47 siswa, gigi berlebih 8 siswa, dan kelainan bentuk gigi 8 siswa. Dilakukan perhitungan prevalensi pada seluruh kategori.
Hasil: Prevalensi faktor dental penyebab maloklusi gigi berjejal adalah kehilangan dini gigi 13,09%, persistensi gigi 15,77%, gigi berlebih 2,68% dan kelainan bentuk gigi 2,68%. Ditemukan pula penyebab maloklusi gigi berjejal lebih dari satu faktor dental (kombinasi). Prevalensi faktor dental kombinasi kehilangan dini gigi dengan persistensi gigi 3,36%; kehilangan dini gigi dengan kelainan bentuk gigi 0,67%; persistensi gigi dengan gigi berlebih 1,34%, persistensi gigi dengan kelainan bentuk gigi 1,01%; dan gigi berlebih dengan kelainan bentuk gigi 0,67%.
Kesimpulan: Prevalensi faktor dental penyebab maloklusi gigi berjejal paling tinggi adalah persistensi gigi kemudian kehilangan gigi dini, gigi berlebih dan kelainan bentuk gigi. Sedangkan prevalensi faktor dental kombinasi terbesar adalah kehilangan gigi dini dengan persistensi gigi pada siswa SDN 10 Kelurahan Johar Baru, Jakarta.
ABSTRACTBackground: malocclusion is a misalignment of teeth. One kind of malocclusion is crowding that caused by some factor. The characteristic of crowding is teeth that have rotated, overlapping, or displacement. Crowding can be caused by dental factor such as premature loss, retained teeth, supernumerary teeth and shape anomaly.
Purpose: To know the prevalence of dental factor that caused crowding malocclusion on student of SDN 10 Kelurahan Johar Baru, Jakarta.
Method: 298 students checked if they have crowding malocclusion and the dental factor. From 298 students, 81 students have crowding malocclusion and the dental factor which consist 39 students with premature loss, 47 students with retained teeth, 8 students with supernumerary teeth and 8 students with shape anomaly. Find the prevalence of every dental factor.
Result: Prevalence of dental factor that caused crowding malocclusion is 13.09% for premature loss, 15.77% for retained teeth, 2.68% for supernumerary teeth and 2.68% for shape anomaly. some crowding malocclusion can cause by more than one dental factor which make some combination. Prevalence from combination of dental factor are 3.36% for premature loss with retained teeth, 0.67% for premature loss with shape anomaly, 1.34% for retained teeth with supernumerary teeth, 1.01% for retained teeth with shape anomaly and 0.67% for supernumerary teeth with shape anomaly.
Conclusion: Dental factor that caused crowding malocclusion with the highest prevalence are retained teeth and combination between premature loss with retained teeth.