Tesis ini bertujuan untuk mengukur Willingness to Pay (WTP) calon penumpang potensial MRTJ yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pertimbangan penetapan tarif MRTJ, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif WTP MRTJ. Pembangunan MRTJ Tahap I jalur utara-selatan melintasi kawasan bisnis elite (Lebak Bulus - Bundaran HI) sepanjang 15,7 km pusat perdagangan dan jasa yang didominasi oleh pelaku usaha maupun pekerja kelas menengah atas yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan motor) termasuk taksi/taksi online dan ojek/ojek online sebagai calon penumpang potensial. Biaya operasional dan pemeliharaan MRTJ yang mahal, menjadikan tarif MRTJ sebagai faktor penentu selain pendapatan non-tarif dan non-operasional. Selain berdasarkan biaya, penetapan tarif dapat mempertimbangkan kesediaan konsumen untuk membayar agar dapat ditetapkan tarif yang optimal yaitu tarif yang paling menguntungkan bagi calon penumpang maupun keberlanjutan bisnis MRTJ.
Penelitian ini menggunakan Contingent Valuation Methods (CVM) yaitu menanyakan langsung kepada responden calon penumpang potensial melalui survei tentang kesediaan membayar serta besaran tarif yang bersedia dibayar atas penggunaan MRTJ. Survei besaran tarif WTP menggunakan metode open-ended questions sehingga responden dapat mengatakan apa yang diinginkan tanpa dibatasi pendapat yang telah disusun oleh peneliti. Variabel penelitian terbagi atas 4 kelompok yaitu: ruang lingkup, Willingness to Pay (WTP), Standar Pelayanan Minimum (SPM) MRTJ, dan karakteristik responden. Hasil penelitian adalah bahwa seluruh responden bersedia membayar tarif MRTJ. Berdasarkan analisis finansial dan ekonomi, maka besaran tarif WTP yang paling optimal adalah Rp. 15.000,-. Tarif tersebut mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan hanya dengan dukungan subsidi minimum dari Pemerintah. Dengan perkiraan jumlah penumpang mencapai 107.000 penumpang per hari, tarif tersebut mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi (mobil dan motor) sehingga terjadi penghematan bahan bakar dan penurunan emisi CO
2 sampai 74,41%. Dengan mempertimbangkan Willingness to Pay (WTP) calon penumpang potensial MRTJ, maka akan menghasilkan besaran tarif MRTJ yang optimal.
This thesis aims to measure the Willingness to Pay (WTP) of potential passengers of MRTJ which can then be used as consideration of MRTJ tariff determination, as well as to know factors influencing MRTJ`s tariff. The construction of MRTJ Phase I of the north-south line passes through the elite business area (Lebak Bulus - Bundaran HI) along the 15.7 km commercial and service center dominated by business actors as well as upper middle class workers using private vehicles (cars and motorcycles) including taxi / online taxis and motorcycle taxis / ojek online as potential passengers. Costly MRTJ operational and maintenance costs, making MRTJ tariffs a determinant factor in non-tariff and non-operating income. In addition to the cost, the tariff determination may consider the willingness of consumers to pay in order to set the optimal tariff that is the (most favorable) tariff for prospective passengers as well as the sustainability of the MRTJ business.
This research uses Contingent Valuation Methods (CVM), which is direct inquire to prospective potential passenger respondents through surveys on willingness to pay and the amount of tariff that is willing to be paid for the use of MRTJ. Survey of WTP tariff using open-ended questions method so that respondents can say what they want without limitation of opinion which have been prepared by researcher. The research variables are divided into 4 groups: scope, Willingness to Pay (WTP), (Minimum Service Requirement) SPM MRTJ, and respondent characteristics. The result of the research is that all respondents are willing to pay MRTJ tariff. Based on financial and economic analysis, the most optimal WTP tariff is Rp. 15.000,-. The tariff is able to cover operational and maintenance costs only with minimum subsidy support from the Government. With the estimated number of passengers reaching 107,000 passengers per day, the tariff is able to reduce the number of private vehicles (cars and motorcycles) resulting in fuel savings and decreased CO2 emissions up to 74.41%. Taking into account the Willingness to Pay (WTP) of potential passengers of MRTJ, it will generates the optimal MRTJ tariff.