UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Gaya bahasa dan makna pada kalimat-kalimat protes terkait gempa bumi groningen = Meaning and figure of speech in the protest sentences related to groningen earthquakes

Aryantika Kuntala; Andrea Pradsna Paramita Djarwo, supervisor; Lilie Mundalifah Roosman, examiner; Munif Yusuf, examiner ([Publisher not identified] , 2019)

 Abstrak

ABSTRACT
Sejak tahun 2014 hingga 2018, masyarakat Groningen menggencarkan aksi protes yang ditujukan kepada pemerintah Belanda dan NAM, terkait gempa bumi yang sering terjadi di Groningen. Penelitian kualitatif deskriptif ini membahas jenis, fungsi dan makna gaya bahasa yang terkandung pada 24 kalimat protes tersebut. Sumber korpus yang dipergunakan berasal dari hasil pencarian internet yang berkaitan dengan gempa bumi Groningen. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya 19 jenis gaya bahasa yang digunakan. Fungsi gaya bahasa pada kalimat-kalimat protes tersebut berguna untuk memberikan penekanan gagasan pada kalimat, mengganti penggunaan kata-kata yang lebih kasar menjadi halus, mendorong masyarakat untuk ikut berpikir, memberikan nilai estetika pada kalimat, membuat kalimat menjadi lebih jenaka dan ringan, memberikan penjelasan tambahan, menyampaikan kritik terhadap pemerintah dan NAM, dan untuk membenarkan situasi di Groningen terkait gempa. Makna konotatif dari kalimat-kalimat protes tersebut adalah: Masyarakat Groningen bersikeras agar ekstrasi gas dihentikan dan mendesak pemerintah serta NAM untuk bertanggung jawab atas gempa bumi Groningen.

ABSTRACT
Since 2014 until 2018, the residents of Groningen have intensified their protest on the earthquake issues in Groningen, addressed to the Dutch government and the NAM. This qualitative descriptive research discusses figures of speech, functions, and meanings found in these 24 sentences on demonstration banners. The source of the corpus was taken from the internet search results, related to the Groningen earthquakes. The result of this research indicates that there are 19 figures of speech. The functions of the figures of speech are: to emphasize the ideas of the sentences, to replace harsh words into pleasant or polite words, to encourage people to think, to give the aesthetic value of the sentence, to make the sentence more humorous, to provide additional explanations, to criticize the Government and the NAM, and to justify the situation in Groningen related to the earthquake. The connotative meaning of these protest sentences are namely: ­The residents of Groningen insist the gas extraction to be stopped and that the Dutch government and the NAM to be responsible for Groningen earthquake.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Pdf-Aryantika Kuntala.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2019
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer recource
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : x, 56 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-20-253870457 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20482595
Cover