Bahasa menggunakan alat ucap manusia untuk dapat menghasilkan bunyi ujaran. Selain bunyi
ujaran ada juga tiruan bunyi yang digunakan dalam bahasa. Tiruan bunyi ini dinamakan simbol
bunyi (sound symbolism). Simbol bunyi merupakan lambang bunyi yang diyakini memiliki
makna. Pemaknaan simbol bunyi dapat dilihat dari bunyi vokalnya yang menentukan nyaring
lemahnya bunyi, panjang pendeknya bunyi dan cepat lambatnya bunyi. Dari sini baru diketahui
persepsi bunyi yang dicerap oleh orang Indonesia dan orang Cina sama atau berbeda. Sumber
data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah komik webtoon Kosan 95! dari
episode 1-7. Komik ini telah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Mandarin termasuk simbol
bunyinya. Ternyata pengalihan bunyi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Mandarin menunjukkan
bunyi yang dicerap oleh orang Indonesia berbeda dengan orang Cina. Untuk mengetahui hal
tersebut dilakukan pemaknaan bunyi berdasarkan teori segitiga semantik dari Ogden dan
Richards (1922), teori simbol bunyi dari Abelin (1999) dan bagan vokal Bahasa Indonesia
maupun Bahasa Mandarin. Metode yang dipakai untuk mengetahui hal di atas adalah melihat
kesejajaran antara penanda dan petanda dengan mengacu pada aspek jenis-jenis bunyi vokal.
Hasil penelitian ini dideskripsikan secara kualitatif. Sehingga diperoleh perbedaan pemaknaan
bunyi bagi orang Indonesia dan orang Cina.