ABSTRAKArtikel ini membahas konstruksi habitus dan pergeseran posisi sosial tokoh Driss dalam film Intouchables oleh Olivier Nakache. Intouchables adalah film yang didasarkan pada kisah nyata seorang pria kaya yang cacat fisik dengan perawat pribadinya bernama Driss. Kedatangan Driss di rumah majikannya mengubah ruang sosialnya dan sedikit demi sedikit membentuk habitus baru di dalam dirinya. Menggunakan metode kajian sinema, analisis dimulai dengan memaparkan strategi naratif film yang mencakup elemen alur , penokohan , dan latar ruang-waktu. Alur film ini digerakkan oleh perkembangan hubungan Driss dan Philippe yang melibatkan dua latar belakang budaya yang berbeda. Dengan menggunakan konsep habitus dan kapital Pierre Bourdieu, hasil pembacaan lebih dalam menunjukkan konstruksi habitus baru Driss dalam relasinya dengan tokoh-tokoh lain di lingkungan sosial yang baru. Terlihat bahwa pembentukan habitus baru tidak dapat dipisahkan dari akumulasi kapital baru yang diperoleh Driss, dan kemampuannya untuk mengelola kapital ini, terutama kapital budaya. Peningkatan akumulasi kapital ini membuat posisi sosial Driss bergeser lebih tinggi.
ABSTRACTThis article discusses the construction of habitus and the shift in the social position of the figure Driss in the film Intouchables by Olivier Nakache. Intouchables is a film based on the true story of a rich man with a physical disability and his personal nurse named Driss. Driss' arrival at his employers house changed his social space and gradually formed a new habitus within him. Using the cinema study method, the analysis begins by presenting a film narrative strategy that includes flow elements, characterizations, and space-time settings. The flow of the film is driven by the development of the relationship between Driss and Phillipe which involves two different cultural backgrounds. By using Pierre Bourdieus concept of habitus and capital, the results of reading more deeply show the construction of Driss new habitus in relation to other figures in the new social environment. It is seen that the formation of a new habitus cannot be separated from the new capital accumulation obtained by Driss, and its ability to manage this capital, especially cultural capital. This increase in capital accumulation made Driss' social position shift higher.