Generasi Milenial dinilai memiliki karakter aktif, menguasai kemampuan teknis dan individual. Kompetensi ini sering tidak diimbangi dengan kemamppuan individu untuk peduli terhadap persoalan ideologi bangsa. Ideologi dalam hal ini adalah Pancasila yang masih dipandang sebagi produk masa lalu, intimidatif bahkan berbuah menjadi teknik degradasi massa. Pertama, penulis mengangkat pemikiran George Ritzer dan Roland Robertson yang menyebut bahwa otentitas globalisasi harus kuat berpijak pada glokalisasi. Kedua, menggunakan perspekti Gabriel Marcel yang menawarkan sebuah pendekatan berbeda bagi generasi milenial yangt hidup dalam revolusi digital yaitu kehadiran sebagai tindakan kolektif. Tindakan yang dimaksud adalah sebuah tindakan sosial di mana individu secara rela mengambil bagian melalui kehadiran yang leibatkan perasan dan keterbukaan terhadap persoalan nasionalisme sehingga Pancasila dapat dialami sebagai ideologi yang kaya nilai dan habitus kolektif.