UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Modus operandi pendanaan tindak pidana terorisme berbasis fintech di Indonesia: studi kasus pendanaan teror bom di Mapolresta Surakarta = Modus operandi of fintech on terrorism case in Indonesia: study case of funding on terror bombing Surakarta police headquarter

Machfud Indra Wahyudi; Muhammad Luthfi, supervisor; Mamoto, Retno Sukardan, supervisor; Mamoto, Benny Jozua, supervisor; Logahan, Jerry Marcellinus, examiner; Abdul Muta`ali, examiner (Sekolah kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Modus tindak pidana pendanaan terorisme telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Pendanaan teorisme kini telah beralih dengan memanfaatkan fintech yang sedang tumbuh pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Terbukti, kasus bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta didanai oleh Bahrun Naim dengan memanfaatkan jasa pengiriman dana dengan menggunakan PayPal dari Suriah kepada kelompoknya yang berada di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 5 (lima) narasumber dari Densus 88, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Data sekunder juga diperoleh dari studi literatur, penelitian ini berupaya menjelaskan bagaimana modus operandi pendanaan berbasis fintech dalam aksi teror bom di Mapolres Surakarta, upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kasus pendaan aksi teror berbasis fintech, dan upaya Polri dalam mencegah terjadinya modus serupa di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan studi kasus teror bom di Mapolresta Surakarta untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai modus yang digunakan. Hasilnya, diketahui bahwa pendanaan terorisme dengan memanfaatkan fintech digunakan karena regulasi fintech masih minim di Indonesia, sehingga dilihat sebagai celah yang bagus untuk menutupi aksi kelompok teror.

Terrorism funding has developed along with technological era. Terrorism funding has now shifted by utilizing fintech which is growing rapidly in the world, including in Indonesia. In the fact, suicide bombings in Mapolresta Surakarta were funded by Bahrun Naim by using PayPal from Syria to his group in Indonesia. This research is a qualitative research and collects data through in-depth interviews with 5 (five) members of Densus 88, the National Counterterrorism Agency (BNPT), and The Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (PPATK) and literature review, this study seeks to explain how the fintech-based funding was used in the case of Mapolresta Surakarta bombing, the Indonesian government's efforts to overcome the problem, and the efforts of the National Police in preventing similar modes from occurring in the future. This study uses case study of Mapolresta Surakarta bombing to get a clearer picture of the problem. As a result, study finds that fintech was considered to be used because Indonesia still has lack fintech regulation, so it is seen as a good gap to cover up terrorist group actions.

 File Digital: 1

Shelf
 T55479-Machfud Indra Wahyudi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T55479
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Sekolah kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 112 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T55479 15-19-646563990 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20486906
Cover