ABSTRAK Rujuk Balik merupakan program BPJS yang bertujuan untuk mengendalikan serta mengelola penyakit-penyakit kronis termasuk Diabetes Melitus dan Hipertensi. pengobatan terhadap pasien penyakit kronis tersebut diberikan seumur hidup sehingga hal ini tentu saja dapat mengakibatkan adanya peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan Permenkes No. 28 tahun 2014 BPJS menerapkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya dengan cara memberikan pelayanan secara berjenjang, efektif dan efisien. Salah satu program yang mewakili konsep tersebut adalah Program Rujuk Balik (PRB). Dengan adanya Program Rujuk Bali diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas, kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi biaya. Program rujuk balik
seharusnya memudahkan pelayanan promotif preventif terhadap penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Namun, pada pelaksanaannya, program Rujuk Balik di Rumah Sakit IMC Bintaro masih jauh dibawah target capaian Nasional. Hal ini akan berdampak kepada penumpukan pasien poli internist dan juga menjadi resiko atas kekosongan persediaan obat di rumah sakit. Dalam menganalisis implementasi pelaksanaan program rujuk balik diabetes mellitus dan hipertensi dilakukan dengan menggunakan teori kebijakan Van Horn Van Meter serta Edward III dengan variable : Standard dan Tujuan Kebijakan; Sumber Daya; Komunikasi antar Organisasi; Karateristik Agen Pelaksana; Disposisi
Implementor ; Lingkungan Social Ekonomi dan Politik.
Hasil penelitian menunjukan adanya kekosongan obat di FKTP, tidak adanya link pendataan secara system diantara Rumah Sakit dan FKTP, sosialisasi serta koordinasi yang kurang diantara BPJS, Rumah Sakit dan FKTP menjadi hambatan dalam pelaksanaan program rujuk balik diabetes mellitus dan hipertensi di Rumah Sakit IMC, Bintaro
ABSTRACTBack-Refferal is a BPJS program that aims to control and manage chronic diseases including Diabetes Mellitus and Hypertension. The treatment of patients with chronic diseases is given for long term periods and lead to an increase the cost of healthservices. In accordance with Permenkes No. 28 of 2014 BPJS applies the principles of quality control and cost control by providing services in stages, effective and efficient. One program that represents the concept is Back Referral Program (BRP). With theexistence of the Back-Referral Progra is expected to improve accessibility, quality of health services and cost efficiency. The referral program should facilitate preventive promotive services for Diabetes Mellitus and Hypertension. However, the implementation of Back-Referral Program in IMC Bintaro Hospital was still far belowthe National achievement target. This will have an impact on the accumulation of patients in internist station and also be a risk for drugs availabilities supplies in hospitals.In analyzing the implementation of the program of back-refferal program diabetes mellitus and hypertension was carried out using the policy theory of Van Horn Van Meter and Edward III with variables: standard and policy objectives; resource; Communication between organizations; Characteristics of implementing agents;Implementor Disposition; Socio-economic and political environment.The results showed that there was a drug shortage in the FKTP, there was no system data link between the Hospital and FKTP, lack of socialization and coordination among BPJS, hospitals and FKTP as obstacles in implementing back-refferal program diabetesmellitus and hypertension in IMC Hospital, Bintaro