Bagi para aktivis perempuan islam, keberadaan internet memungkinkan mereka untuk menjangkau 'para pengamat' (spectators) menjadi 'simpatisan' dan akhirnya menjadi kader dakwah. tujuan dakhwah adalah representasi perempuan shalihah (ma'ratus shalihah). anonimitas blogger di dunia maya adalah sifat asketis yang juga mendasari watak atau karakter mar'atus shalihah. praktek visualisasi dalam dakwah ini telah meretas 'tabu' dan meniadakan anggapan lama bahwa ajaran islam melarang praktek visualisasi (ditemukan dalam media dakwah era Soeharto). dalam studi ini ditemukan bahwa sejak akhir tahun 1990-an (pasca orde baru) praktek ini dilakukan untuk bersaing dengan media online lain. kajian ini menyimpulkan bahwa muslimah merupakan penggerak perubahan sosial dalam dunia virtual, sebagai produsen sekaligus konsumen budaya islam dan budaya pop.