Dalam merespons pujian, orang Amerika dan orang Bugis memiliki strategi yang berbeda dengan teori yang telah diusulkan para ahli. Penelitian ini bertujuan (1) menunjukkan jenis strategi yang digunakan oleh orang Amerika dan orang Bugis dalam merespons pujian berdasarkan jenis kelamin dan (2) the exsistance of Culture played important strategi yang berbeda dengan teori yang telah diusulkan para ahli. Penelitian ini bertujuan (1) menunjukkan jenis strategi yang digunakan oleh orang Amerika dan orang Bugis dalam merespons pujian berdasarkan jenis kelamin dan (2) mengungkapkan pengaruh budaya orang Amerika dan orang Bugis ketika merespons pujian. Data penelitian terdiri atas bahasa Inggris dan bahasa Bugis. Data bahasa Inggris diambil dari video youtube yang mengandung kalimat respons pujian oleh orang Amerika. Sementara data bahasa Bugis diambil dari lapangan melalui proses rekaman dan kuesioner DCT. Kedua data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) respons pujian oleh orang Amerika dan orang Bugis masih mengaplikasikan kategori respons pujian dari Holmes (1988, 1993) Namun, di sisi lain terdapat tipe respons pujian bahasa Bugis yang tidak dijelaskan dalam teori, yaitu tipe bergurau dan norma sosial. Baik laki- laki maupun perempuan Amerika lebih cenderung merespons pujian dengan tipe menerima, sedangkan perempuan Bugis lebih cenderung menerima untuk menunjukan solidaritas terhadap mitra tutur dan menolak pujian untuk menghindari sikap meninggikan diri. Sementara laki- laki Bugis cenderung bergurau daripada menerima pujian. Laki- laki Bugis juga cenderung menolak pujian. (2) Kehadiran budaya sangat berpengaruh dalam merespons pujian, baik oleh orang Amerika maupun orang Bugis. Orang Amerika merepons pujian dengan jawaban sederhana dan cenderung menerima pujian karena mereka berpegang pada prinsip informal dan kesetaraan, tetapi orang Bugis cenderung merespons pujian dengan kembali memuji atau dengan merendah diri karena mereka bersandar pada prinsip yang mereka sebut sipakatau, sipakalebbi,dan sipakainge.