Background: the increasing incidence of lung cancer in female patients has been observed in Indonesia. Lung cancer in female might have different biology process than male, but it has never been evaluated in Indonesia. This study aimed to know characteristics and survival of female patients with non-small-cell lung carcinoma (NSCLC) in Dharmais National Cancer Centre Hospital.
Methods: a retrospective cohort study was performed among NSCLC female patients in Dharmais National Cancer Centre Hospital between January 2005 and December 2015. Survival analysis was done using the Kaplan-Meir estimation curve with proportional assumption test. Independent prognostic factors were analyzed using the Cox proportional hazard model with a hazard ratio (HR) and its 95% confidence interval (CI).
Results: a total of 956 NSCLC cases were retrieved during the study; 268 (28.0%) were female patients. Mean of age in female patients was 56.9 (11.87) years old. Among female patients, 21 (7.8%) were smokers, 244 (91.1%) had adenocarcinoma subtype, and 261 (98.0%) were in advanced stage (III-IV). Median survival was slightly longer in female than male patients (14.9 months vs. 12.2 months; log-rank p=0.055). Significant prognostic factors for survival were older age (>50 y.o) (HR = 0.681; 95% CI = 0.467 – 0.992; p= 0.045) and positive eGFR mutation (HR = 0.393; 95% CI = 0.251 – 0.615; p<0.001). Conclusion: female patients contributed to about 28% of all NSCLC cases. They were mostly non-smokers, had more adenocarcinoma histopathology and eGFR mutation. Survival tended to be longer in female than male patients. Age over 50 years and the presence of eGFR mutation were good prognostic factors to survival in female lung cancer patients.
Latar belakang: kanker paru merupakan kanker terbanyak di dunia baik pada pria maupun wanita. Kanker paru pada wanita berbeda dengan pada pria dalam berbagai aspek. Peningkatan trend kanker paru pada wanita terjadi di Indonesia. Studi ini dilakukan untuk melihat karakteristik dan kesintasan kanker paru karsinoma bukan sel kecil pada wanita di RS Pusat Kanker Nasional Dharmais. Metode: penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif mengenai karateristik pasien wanita dengan kanker paru karsinoma bukan sel kecil dengan mengambil data sekunder mulai Januari 2005 sampai Desember 2015. Analisis kesintasan menggunakan kurva Kaplan-Meier. Faktor-faktor prognostik independen dianalisis dengan menggunakan model regresi Cox risiko proporsional dengan hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan (CI) sebesar 95%. Hasil: dari studi didapatkan karsinoma paru bukan sel kecil sebanyak 956 kasus, 256 diantaranya adalah wanita. Rata-rata usia yang didapatkan adalah 56,9 (11,87) tahun. Riwayat merokok dijumpai pada 21 pasien (7,8%). Jenis histologi terbanyak adalah adenokarsinoma (91,1%), dan 261 pasien (98,0%) berada pada stadium lanjut (III-IV). Median kesintasan sedikit lebih panjang pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki (14.9 bulan berbanding 12.2 bulan; log-rank p= 0,055). Faktor prognostik signifikan terhadap kesintasan adalah usia yang lebih dari 50 tahun (HR=0,681; 95% CI=0,467 – 0,992; p=0,045) dan mutasi eGFR positif (HR=0,393; 95% CI=0,251–0,615; p<0,001). Kesimpulan: dua puluh delapan persen kasus karsinoma paru bukan sel kecil diderita oleh perempuan. Sebagian besar tidak merokok, memiliki histopatologi adenokarsinoma, dan mutasi eGFR. Kesintasan ditemukan lebih baik pada pasien wanita dibandingkan dengan laki-laki. Faktor prognostik positif terhadap kesintasan pada pasien wanita dengan kanker paru adalah usia lebih dari 50 tahun dan adanya mutasi eGFR.