ABSTRAKEra Industri 4.0 tidak diragukan lagi akan menghadirkan tingkat persaingan yang tidak seimbang karena munculnya robot sebagai pekerja. Ini, tentu saja, telah meningkatkan kekhawatiran di antara manusia. Salah satu cara untuk mengatasi situasi ini adalah dengan meningkatkan kemampuan manusia dengan bantuan teknologi (yaitu, penalaan manusia). Namun demikian, meskipun metode alternatif ini dapat diterima, metode ini juga memiliki risiko sendiri karena kerentanan umumnya menyertai manusia dalam interaksi sehari-hari mereka dengan dunia dan teknologi, dan perubahan kesadaran dapat muncul sebagai konsekuensi dari interaksi ini. Oleh karena itu, untuk meminimalkan dampaknya yang berbahaya, kerangka pertimbangan etis yang tepat harus dirumuskan dengan berfokus terutama pada interaksi antara manusia dan teknologi dalam konteks ini. Untuk tujuan ini, penulis menggunakan metode pascafenomenologi Don Ihde sebagai alat analisis untuk mengungkapkan hubungan manusia dengan teknologi secara mendalam dan untuk menentukan tingkat refleksi etis dari sudut pandang ini. Ini penting karena, dalam pendekatan etika tradisional, kami tidak menganggap hubungan ini sebagai sumber penilaian etis, dan masalah etika baru-baru ini di Industri 4.0 lebih kompleks dari industri sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok yang membentuk hubungan manusia dan teknologi dapat berfungsi sebagai aspek utama dari kerangka pertimbangan etis untuk penalaan manusia di era Industri 4.0.
ABSTRACTThe Industry 4.0 era will undoubtedly present an unbalanced level of competition, because of the emergence of robots as workers. This, of course, has increased concerns among humans. One way to overcome this situation is to improve human capabilities with the help of technology (i.e., human enhancement). Nevertheless, although this alternative method is acceptable, it also poses its own risks because vulnerability generally accompanies humans in their daily interactions with the world and technology, and altered consciousness can emerge as a consequence of these interactions. Therefore, in order to minimize any harmful impact, an appropriate ethical assessment framework must be formulated by primarily focusing on the interactions between humans and technology within this context. For this purpose, the authors use Don Ihde's postphenomenology method as an analytical tool for revealing the human relations with technology in-depth and for determining the level of ethical reflection from this standpoint. It is important because, in the traditional ethics approach, we do not regard this relation as a source of ethical judgement, and recent ethical problems in Industry 4.0 are more complex than the previous industry. The results show that the constituent elements of human and technological relationships can serve as the main aspects of an ethical assessment framework for human enhancement in the Industry 4.0 era.