ABSTRAKKonsorsium Pembaruan Agraria menjelaskan bahwa sektor pembangunan infrastruktur masih menjadi penyumbang terbesar dari konflik agraria. Permasalahan dalam konteks perusahaan infrastruktur umumnya terjadi pada isu pembebasan lahan dan ketenagakerjaan. Studi-studi mengenai pengelolaan relasi sosial, lebih dominan membahas kinerja program CSR sebagai faktor utama dalam melihat hubungan relasi antara perusahaan dengan komunitas lokal. Sementara yang lain mengajukan faktor lain yang juga dapat mempengaruhi relasi antara keduanya. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, artikel ini berusaha mengatasi kesenjangan dalam literatur dengan mengembangkan gagasan yang lebih komprehensif, yaitu dengan menghubungkan kinerja CSR, persepsi keadilan tentang pembebasan lahan, dan persepsi keadilan tentang penyerapan tenaga kerja lokal sebagai faktor yang membentuk relasi sosial perusahaan. Penelitian ini menguji tiga hipotesis, (1) semakin tinggi kinerja CSR maka semakin tinggi relasi sosial, (2) semakin positif persepsi keadilan tentang pembebasan lahan, maka semakin positif relasi sosial yang terbangun, dan (3) semakin positif persepsi keadilan tentang tenaga kerja lokal, maka semakin positif relasi sosial yang terbangun. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara persepsi keadilan tentang pembebasan lahan dan penyerapan tenaga kerja dengan relasi sosial, serta kinerja program CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau sangat lemah dalam membangun relasi sosial. Secara teoritik hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh ketiga faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh fase atau tahapan pembangunan.
ABSTRACTKonsorsium Pembaruan Agraria explains that the infrastructure development sector is still the biggest contributor to agrarian conflict. Problems in the context of infrastructure companies generally occur on issues of land acquisition and employment. Studies on the management of social relations, more dominantly discuss the performance of CSR programs as the main factor in seeing the relationship between companies and local communities. While others propose other factors that can also influence the relationship between the two. Using a quantitative approach with survey methods, this article seeks to overcome the gaps in the literature by developing more comprehensive ideas, namely by linking CSR performance, perceptions of fairness about land acquisition, and perceptions of justice about the absorption of local labor as factors that shape the companys social relations. This study examines three hypotheses, (1) the higher the CSR performance, the higher the social relations, (2) the more positive perceptions of justice about land acquisition, the more positive social relations are built, and (3) the more positive perceptions of justice about local labor , then the more positive social relations that are built. The results showed that there was an influence between perceptions of justice about land acquisition and employment absorption with social relations, and the performance of CSR programs did not have a significant or very weak influence in building social relations. Theoretically the results of this study indicate that the influence of these three factors is strongly influenced by the phase or stage of development.