Industri dan konsumsi makanan dan kosmetik di Indonesia terus tumbuh setiap tahun dan; ini membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan industri-industri ini telah ditempatkan dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional pada 2015-2035 oleh Kementerian Perindustrian. Pertumbuhan industri ini meningkat serta produk ilegal, produk kedaluwarsa, dan bahan beracun. Pada 2017, 2.500 item makanan dan kosmetik tidak sesuai dengan peraturan BPOM. Untuk mengatasi hal ini, BPOM meluncurkan kebijakan baru yaitu 2D Barcode untuk digunakan dalam sistem track and trace mereka. Penelitian ini menggunakan model sistem dinamis untuk sistem track and trace baru di BPOM. Penelitian ini bertujuan untuk menguji rasionalitas kebijakan ini, mengevaluasi berbagai alternatif, dan mengidentifikasi hambatan sistem. Dalam studi ini, sistem diagram kausal loop dikembangkan sebagai model konseptual berdasarkan kesimpulan pemangku kepentingan. Setelah kausal loop akan dilanjutkan dengan membuat stock and flow diagram untuk melihat pengaruh implementasi 2D Barcode BPOM dalam mengatasi penjualan produk kosmetik dan makanan palsu di Indonesia. Di model penelitian ini akan juga membandingkan kebijakan BPOM sebelumnya di sistem pengawasan. Terdapat 3 alternatif skenario kebijakan dalam meningkatkan pengawasan produk. Skenario 1, peningkatan jumlah anggaran BPOM di bidang pengawasan. Skenario 2, penurunan biaya registrasi 2D Barcode pada produk. Skenario 3 yaitu kombinasi dari 2 keijakan sebelumnya.
Food and cosmetics industry and consumption in Indonesia continues to grow every year and; these help Indonesias economic growth. The growth of these industries has been placed in the National Industrial Development Master Plan in 2015-2035 by The Ministry of Industry. The growth of these industries increases along with the increase of many of infractions such as illegal products, expired products, and toxic materials. In 2017, 2.500 items of food and cosmetic products were not conforming with the BPOM regulations. In order to deal with this, BPOM launched a new regulation to use 2D Barcode as a track and trace system. This study uses a system dynamics model to simulate the effects of 2D Barcode as a new track and trace system in BPOM. This study aims to investigate the rationality of this policy, evaluate other different alternatives, and identify the system obstacles. In this study, the causal loop system diagram was developed as a conceptual model based on the stakeholders conclusion. Next step is built stock and flow diagram to see the impact of the implementation of 2D Barcode in overcoming the sale of counterfeit cosmetic and food products in Indonesia. In this research model, it will also compare BPOMs previous policies in the surveillance system. There are 3 alternative scenarios in increasing product supervision. Scenario 1 is increasing the number of BPOM budgets in the supervision sector. Scenario 2 is decreasing the 2D Barcode product registration fee. Scenario 3 is a combination of two previous policies.