ABSTRAKKegiatan makan bersama yang dilakukan berulang secara turun temurun akan
menjadi sebuah tradisi. Tradisi memiliki nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Salah satu tradisi makan dalam Adat Sunda yaitu ngariung memiliki performa kegiatan
makan. Makanan menjadi medium dalam food performance pada ngariung. Dalam
kegiatan makan terbentuk hubungan interaksi antar-individu karena adanya pengaruh dari
pembentuk kegiatan makan tersebut. Food performance ngariung yang membentuk ruang
yang mewadahi tampilnya karakter masing-masing pelaku sehingga food performance
merupakan sebuah pendekatan dalam melihat bagaimana ruang yang terbentuk. Proses
terbentuknya ruang saat terjadinya kegiatan makan menjadi sebuah interioritas.
Interioritas tersebut menciptakan sebuah karakter spasial dalam tatanan Adat Sunda yang
mempengaruhi ruang makan.
ABSTRACTEating tradition that people do repeatedly in collective from generation to
generation will become a tradition. Ngariung is one of eating tradition of Sundanese that
has an performance. Food become a medium in food performance of ngariung. Eating
tradition establish an interaction relationship between individual because of their forming
food activities. Space that formed from food performance become a space that
accommodate a perform which can release a character of the user. Food performance as
an approach to see how the space establish. The forming process of space as an interiority
that formed. Interiority create a spatial character in order of Sundanese tradition that
affects the eating space of ngariung.