ABSTRAKLeasing atau sewa guna usaha adalah suatu bentuk lembaga keuangan bukan bank
yang usahanya adalah memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja Berbeda dengan
bank perusahaan sewa guna usaha tidak diperkenankan mendapatkan dana dari pihak
ketiga sehingga untuk mendapatkan kebutuhan dananya didapatkan dari setoran modal
sendiri pinjaman dan bank atau menjual sahamnya dipasar modal Sehingga perusahaan
sewa guna usaha memerlukan manajemen khusus untuk dapat tumbuh dengan baik
PT X Leasing adalah sebuah perusahaan patungan antara salah satu bank terbesar di
Jepang dengan Bank milik pemerintah Indonesia yang berkonsentrasi dibidang sewa guna
usaha Dengan dukungan kedua bank besar sebagai pemegang sahamnya dalam kurun
waktu 18 tahun sejak berdirinya PT X Leasing tumbuh dengan pesat sehingga assetnya
meningkat menjadi 20 kali lipat Kondisi mi sangat kontradiktif dengan kondisi perusahaan
pada industri sejenis dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
dimana banyak perusahaan tahun 1997 sewa guna usaha yang tidak mampu untuk bertahan
hidup
Kebijaksanaan fully hedging yang PT X Leasing terapkan jauh sebelum knsis
moneter melanda Indonesia ternyata menjadi salah satu penolong perusahaan untuk tetap
bertahan melalui masa sulit ini Sehingga PT X Leasing tetap dapat menjadi salah satu
perusahaan sewa guna usaha dengan tingkat pertumbuhan positif sampai saat mi
Untuk melakukan strategi fully hedging mi perlu pertimbangan yang cermat Selain
faktor biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan hedging tersebut perusahaan
juga akan menurunkan kesempatan untuk mendapatkan margm keuntungan yang lebih
besar jika dibandingkan tanpa memakai hedging Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kebijakan manajemen resiko suku bunga dan valuta asing antara lain
adalah penetapan posisi devisa netto (net operi position) konversi kontrak sewa guna usaha
dan interest gapping
Dalam penetapan kebijakan posisi devisa netto perusahaan akan melakukan
perhitungan semua transaksi valuta asing yang tidak di hedging pada kedua sisi asset dan
liabilitiesnya Kemudian baru perusahaan menetapkan posisi yang sejalan dengan tingkat
perubahan valuta asmg
Sedangkan dalam mengkontrol resiko dari fluktuasi suku bunga perusahaan perlu
melakukan klasifikasi tingkat sensitifitas dari masing-masing asset dan liabilitiesnya dan
waktu jatuh tempo suku bunganya Dengan demikian maka perusahaan dapat melakukan
prediksi tingkat pendapatan bunga (net interest margin) dan melakukan strategi yang
diperlukan untuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga tersebut.