ABSTRAKFenomena dakwah yang tersebar di berbagai platform media sosial serta turut diproduksi oleh para pendakwah Islam (ustadz) saat ini tengah berupaya untuk merangkul pengikut dakwah yang berasal dari golongan muda. Organisasi Shift-Pemuda Hijrah yang dikelola oleh Ustadz Hanan Attaki bersama rekan tim adalah contoh bagaimana fenomena tersebut berlangsung. Studi-studi mengenai dakwah digital di media sosial terdahulu menjelaskan bahwa proses bekerjanya fenomena tersebut dilakukan melalui adanya tawaran berupa format konten dakwah dengan orientasi baru yang diproduksi di dalamnya. Guna memperkaya studi-studi sebelumnya, bagi peneliti, fenomena kemunculan dakwah digital di media sosial lebih dari sekedar penjelasan atas fenomena tersebut melalui format konten yang ditawarkan. Dalam penelitian ini, peneliti berargumen bahwa gerilya dakwah digital Shift-Pemuda Hijrah merupakan gerakan sosial yang dilakukan sebagai upaya guna mentransformasi struktur secara kultural lewat framing Islamisme pada pemuda. Melalui observasi, wawancara mendalam, serta data visual, peneliti menyimpulkan bahwa berbaurnya Shift-Pemuda Hijrah dalam penggunaan jaringan komunikasi di kegiatan dakwahnya, berbaur dalam ruang urban, serta mengikuti tren konsumsi, dapat membangun intepretasi atas aktivisme gerakannya dalam penguatan nilai-nilai Islam yang memungkinkan adanya mobilisasi atas berbagai representasi dan mampu mentransformasi struktur secara kultural.
ABSTRACTThe phenomenon of Islamic preach that has been spread across various social media platforms and being produced by Islamic preacher (ustadz) itself is trying to embrace followers from the younger generation. The Shift-Pemuda Hijrah managed by Ustadz Hanan Attaki and his team is an example of how the phenomenon has took place. Previous studies explained that this phenomenon was carried out through a process of a preach form which offers new orientation within its production. However, this study argues that the propagation of Shift-Pemuda Hijrahs digital preach is a form of social movement as an effort to transform the existing structures with cultural aspects through Islamism as framing within its movement on youth. Through observation, in-depth interviews, as well as visual studies, this study finds that the use of the communication networks in the preach activities, blended in the urban space, and following consumption trends, could help the movement build interpretations in order to strengthening Islamic values within the youth lifestyle, which possibly mobilize various representations and transform the existing social structures through cultural aspects.