First-degree relatives (FDR) dari pasien diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita DMT2 dan penyakit tidak menular lainnya. Selain disebabkan oleh faktor genetik, peningkatan risiko ini juga dapat disebabkan oleh agregasi familial dari berbagai perilaku kesehatan, beberapanya adalah pola diet dan aktivitas fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola diet dan aktivitas fisik antara FDR dan non-FDR yang normoglikemik dan normotensi di Jakarta, Indonesia. Melalui desain studi potong lintangyang melibatkan 59 FDR dan 59 non-FDR, data poladiet diukur menggunakan 24-hour recall dan data aktivitas fisik menggunakan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) bahasa Indonesia yang sudah tervalidasi, dan dikelompokkan ke dalam kategori sesuai rekomendasi dan tidak sesuai rekomendasi (rekomendasi AMDR Institute of Medicine untuk pola diet dan WHO untuk aktivitas fisik).
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat proporsi yang cukup besar pada pola diet yang tidak sesuai rekomendasi pada FDR (50,8%) dan non-FDR (45,8%). Sebagian besar subjek dengan ketidakseimbangan asupan memiliki asupan lemak yang berlebih, baik pada FDR (96,7%) maupun non-FDR (88,9%). Hasil yang serupa didapatkan untuk proporsi aktivitas fisik yang tidak sesuai rekomendasi pada FDR (52%) dan non-FDR (40%). Pada kelompok FDR, subjek perempuan memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih baik dibandingkan subjek laki-laki (OR 0,23; 95% CI 0,06-0,88; p = 0,026). Meski demikian, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada pola diet dan aktivitas fisik antara FDR dan non-FDR.
Hasil penelitian ini mendorong evaluasi program nasional untuk pencegahan DMT2 pada kelompok berisiko dan peningkatan upay promotif dan preventif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada umumnya.
First-degree relatives (FDR) of patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) have a higher risk of developing T2DM and other non-communicable diseases. Besides genetic factors, this increased risk can also be caused by familial aggregation of various health behaviors, such as dietary patterns and physical activity. This study compared diet and physical activity between normoglycemic and normotensive FDR and non-FDR in Jakarta, Indonesia. Through a cross-sectional design involving 59 FDR and 59 non-FDR, dietary data were collected using 24-hour recall and physical activity data were gathered using validated Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). These data were grouped into categories fulfilling and not fulfilling recommendations (AMDR Institute of Medicine recommendations for dietary patterns and WHO recommendations for physical activity). Results showed that a considerable percentage of FDRs(50.8%) and non-FDRs(45.8%)did not consume their diets as recommended by the Institute of Medicine. Most of the subjects with intake imbalance had excessive fat intake, both among FDR (96.7%) and non-FDR (88.9%). The proportion of subjects with physical activity not meeting WHO recommendations was high among both FDR (52%) and non-FDR (40%). In the FDR group, female subjects had better levels of physical activity than male subjects (OR 0.23; 95% CI 0.06-0.88; p = 0.026). Overall, the differencesin dietary pattern and physical activity between FDR and non-FDR were not significant. The results of this study encourage the evaluation of national programs to address T2DM in at-risk groups and the increase of efforts in health promotion and disease prevention to improve the health of the general public.