Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan keterlibatan ayah pada remaja berdasarkan jenis kelamin dan budaya remaja. Sampel penelitian ini adalah imigran Korea (n=106) yang saat ini tinggal di Jakarta dan orang Indonesia (n=343) yang saat ini tinggal di JABODETABEK, dengan usia antara 15 sampai 18 tahun. Penelitian ini menggunakan Nurturant Fathering Scale (Affective domain), Reported Father Involvement Scale (Behavioral domain), dan Desired Father Involvement Scale (Desired domain) untuk mengukur keterlibatan ayah. Data diperoleh secara luring dan daring dengan kuesioner yang disebar pada SMA, baik nasional dan internasional. Data dianalisis menggunakan Two-way ANOVA. Hasil menunjukkan keterlibatan ayah tidak berbeda pada remaja laki-laki dan perempuan. Namun, terdapat perbedaan keterlibatan ayah berdasarkan budaya, di mana imigran Korea menunjukkan tingkat keterlibatan ayah yang lebih tinggi pada Behavioral domain dibandingkan orang Indonesia, khususnya pada "menyediakan penghasilan" dari Ayah kepada remaja imigran Korea. Sedangkan, orang Indonesia menunjukkan tingkat keterlibatan ayah yang tinggi pada Desired domain dibandingkan imigran Korea, khususnya pada "menyediakan penghasilan" dari Ayah kepada remaja Indonesia. Lebih lanjut, tidak ditemukan efek interaksi antara jenis kelamin dan perbedaan budaya kepada keterlibatan ayah.
The aim of this research is to discover whether father involvement in adolescents differs basedontheiradolescents’genderandculturaldifferences. Thesamplesforthisresearch are immigrant Koreans (n=106) who currently live in Jakarta and Indonesians (n=343) who currently live in JABODETABEK, with an age range between 15-18 years old. This research used Nurturant Fathering Scale (Affective domain), Reported Father Involvement Scale (Behavioral domain) and Desired Father Involvement Scale (Desired domain) to measure father involvement. The data was taken through both offline and online questionnaires in high schools (both National and International). The statistic of Two-way ANOVA was used to analyze the data. This research found that father involvement did not differ between male and female adolescents. However, father involvement did differ based on the culture, immigrant Korean showed higher levels of father involvement in the Behavioral domain than Indonesians (Jabodetabek), especially in “Providing Income” of the father towards immigrant Korean adolescents. However Indonesian (Jabodetabek) showed much higher levels of father involvement in the Desired domain than immigrant Korean, especially in “Providing Income” of the father towards Indonesian (Jabodetabek) adolescents. Moreover, the interaction effect of gender and cultural differences towards father involvement were not found as well.