Perovskite solar cell (PSC) adalah tipe sel surya yang memanfaatkan material
perovskite sebagai pembangkit
electron dan
hole ketika sinar datang masuk ke dalam PSC. Selama ini, pengembangan divais PSC umumnya menggunakan material TiO
2 sebagai
electron transport material (ETM) karena kemampuan TiO
2 untuk menghasilkan efisiensi PSC yang tinggi. Akan tetapi, material TiO
2 memiliki keterbatasan berupa pemrosesan pada suhu tinggi yang dapat mencapai 500 °C, sehingga membatasi jenis substrat yang dapat digunakan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini, digunakan ZnO
nanorod (NR) sebagai ETM. Keunggulan material ZnO adalah mobilitas
electron yang lebih tinggi dari TiO
2 serta
energy bandgap ZnO yang hampir serupa dengan TiO
2, sehingga
short-circuit current density (J
SC) yang terbangkitkan bernilai tinggi.
Fabrikasi ZnO NR dilakukan dengan 2-
steps method, yaitu pendeposisian
seed layer dan diikuti dengan penumbuhan ZnO NR dengan teknik
waterbath. ZnO NR ditumbuhkan dengan dua sumber
zinc yang berbeda,
zinc acetate (ZA) dan
zinc nitrate (ZN), dengan waktu penumbuhan (
t) yang divariasikan pada waktu 0, 15, 60, 90, dan 120 menit. ZnO NR dengan ketebalan yang berbeda-beda berhasil didapatkan dengan ketebalan terkecil pada 0,1 µm dan ketebalan terpanjang pada 2 µm. Fabrikasi
perovskite dilakukan dengan teknik 1-
step spin coating yang mencampurkan bahan
lead iodide (PbI
2) dan
methylammonium iodide (MAI) pada satu larutan. Beberapa langkah pengoptimisasian diambil untuk memastikan lapisan
perovskite yang terbentuk menutupi seluruh permukaan ZnO NR.
Multiwalled carbon nanotube (MWCNT) dikenakan di atas lapisan
perovskite dengan metode
doctor blading sebagai
hole transport material (HTM). Lapisan plastik yang diletakkan di atas
perovskite digunakan sebagai insulator dan
masking untuk mengisolasi
perovskite dari pengaruh uap air. Untuk menganalisa efek ketebalan dan ukuran
crystallite dari ZnO, dua sumber ZA dan ZN digunakan untuk fabrikasi divais PSC.
Dari hasil fabrikasi, didapatkan bahwa PSC dengan HTM berupa MWCNT dan pemberian lapisan plastik sebagai insulator memberikan J
SC dan efisiensi yang lebih tinggi pada nilai 5,3409 mA/cm
2 dan 0,3322 %. MWCNT berfungsi sebagai lapisan pelindung untuk
perovskite serta mempercepat transfer
hole sebagai akibat dari konduktivitas MWCNT yang tinggi. Nilai J
SC tertinggi sebesar 6,18 mA/cm
2 didapatkan pada PSC dengan ketebalan ZnO NR sekitar 100 nm dan ukuran
crystallite sebesar 19,29 nm. Kurva yang menggambarkan J
SC dan efisiensi sebagai fungsi dari ketebalan ZnO NR memberikan bentuk yang hampir linear dan berbanding terbalik. Bentuk dan karakteristik yang linear juga diberikan pada kurva J
SC dan efisiensi sebagai fungsi dari ukuran
crystallite tetapi jika setiap kurva dibedakan menurut asal sumber ZA atau ZN. Dengan demikian, ketebalan dan
crystallite size dari ZnO NR adalah berbanding terbalik terhadap J
SC dan efisiensi PSC.
Perovskite solar cell (PSC) is a type of solar cell that utilizes perovskite material as electron and hole generator when incident light come into contact with the PSC. Until recently, the development of the PSC devices usually employs the use of TiO2 material as electron transport material (ETM) because of the TiO2 material's ability to deliver high PSC outputs. However, TiO2 material faces limitation due to its need to be processed at high temperature that could reach to 500 °C which limits the type of the substrate that can be applied.In this research, the use of alternative ETM through ZnO nanorod (NR) material was analyzed to replace TiO2 material. The advantage of ZnO material is higher electron mobility than TiO2 material while having similar energy bandgap so that the generated short-circuit current density (JSC) would be higher. The fabrication of ZnO NR was done with 2-steps method of seed layer's deposition and followed with the growth of ZnO NR with waterbath technique. ZnO NR were grown with two different zinc sources, zinc acetate (ZA) and zinc nitrate (ZN), with various growth time (t) at 0, 15, 60, 90, and 120 minutes. ZnO NR with different thickness were obtained with the smallest thickness at 0.1 µm and the largest thickness at 2 µm. The fabrication of perovskite was done with 1-step spin coating technique which mixed lead iodide (PbI2) and methylammonium iodide (MAI) ingredients into one solvent. Several optimization steps were taken to ensure the formed perovskite layer covered the whole surface of the ZnO NR. Multiwalled carbon nanotube (MWCNT) was applied in top of the perovskite layer with doctor blading method as the hole transport material (HTM). A plastic was put above the perovskite as the insulator and masking to isolate the perovskite from the influence of water vapor. In order to analyze the effects of the thickness and crystallite size of the ZnO, two sources of ZA and ZN were utilized to fabricate the PSC devices. From the results of the fabrication, it was obtained that PSC with MWCNT as the HTM and application of the plastic layer as the insulator would give higher JSC and efficiency at 5.3409 mA/cm2 and 0.3322 %. MWCNT functioned as a protective layer for the perovskite and fastened the hole transfer because of its high conductivity. The highest JSC was obtained at 6.18 mA/cm2 for PSC with ZnO NR's thickness at around 100 nm and crystallite size at 19.29 nm. A curve that depicted JSC and efficiency as functions of ZnO NR's thickness gave an almost linear shape and inversely proportional. Similar shapes and characteristics were given at the curves of JSC and efficiency as functions of crystallite size as long as the curves were classified based from ZA or ZN sources. It can be concluded that the thickness and crystallite size of the ZnO NR were inversely proportional to the JSC and efficiency of the PSC.