Instansi XYZ di Serpong menerapkan jadwal kerja shift untuk keperluan pengoperasian dan pengamanan fasilitas nuklir dan sistem pendukungnya. Jadwal kerja shift dibagi menjadi 2 shift (12 jam per hari) dan 3 shift (8 jam per hari). Kondisi waktu kerja yang panjang dan jadwal kerja dengan sistem shift membuat karyawan lebih berisiko mengalami fatigue.
Dari sudut pandang ini, penelitian dilakukan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan fatigue pada karyawan Instansi XYZ di Serpong. Penelitian dengan desain studi cross sectional dilakukan pada 320 karyawan Instansi XYZ di Serpong. Kuesioner yang telah divalidasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik individu (usia, jenis kelamin, IMT, dan status kesehatan), gaya hidup (durasi tidur, hutang tidur, kualitas tidur, kebersihan tidur, aktivitas fisik, kebiasaan minum kafein, dan kebiasaan merokok), fisik (punggung statis, punggung dinamis, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher), dan psikososial (waktu kerja, kerja shift, tuntutan kerja, dukungan sosial, kepuasan kerja, dan stres kerja). Tes deskriptif dan analisis regresi linier ganda digunakan untuk analisis statistik.
Analisis multivariat menunjukkan bahwa umur, lama tidur, higiene tidur, jadwal kerja, dan stres kerja merupakan faktor yang signifikan dapat memprediksi kelelahan pada karyawan Instansi XYZ di Serpong. Berdasarkan besarnya nilai koefisien B maka faktor psikososial (jadwal kerja dan stres kerja) yang lebih dominan mempengaruhi terjadinya kelelahan.
The XYZ Institution in Serpong applies a shift work schedule for the purposes of operating and securing nuclear facilities and supporting systems. The shift work schedule is divided into 2 shifts (12 hours per day) and 3 shifts (8 hours per day). Long working time conditions and shift work schedules make workers more at risk of fatigue. From this point of view, the study was conducted to analyze risk factors related to fatigue among workers of XYZ Institution. This descriptive-cross-sectional study was carried out on 320 workers of XYZ Institution in Serpong. A validated self-reported questionnaire was used to obtain information on individual characteristics (i.e. age, gender, BMI, and health status), lifestyle (i.e. sleep duration, sleep debt, sleep quality, sleep hygiene, physical activity, caffeine drinking habits, and smoking habits), physical (i.e. back static, back moving, shoulder/arm, wrist, and neck), and psychosocial (i.e. working time, shift work, work demand, social support, job satisfaction, and work stress) factors. Descriptive tests and multiple linear regression analysis were used for statistical analysis. Multivariate analysis showed that age, sleep duration, sleep hygiene, work schedule, and work stress as the most significant predictors of fatigue in workers at the XYZ Institution. Based on the magnitude of the coefficient value B, psychosocial factors (work schedule and work stress) are more dominant factors affecting fatigue.