ABSTRAKAbrus precatorius Linn
negara-negara tropis, termasuk
Indonesia. Bagian daun dari tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai obat batuk dan
sariawan, dan telah diproduksi masal untuk kebutuhan komersial. Senyawa penanda
(marker substance) adalah substansi yang ditetapkan oleh World Health Organization
(WHO) untuk mengendalikan mutu bahan atau produk herbal. Dengan terisolasi dan
teridentifikasinya senyawa penanda dalam daun A. precatorius, selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan kualitas bahan dan produk herbal yang
mengandung daun A. precatorius.
Riset yang dilakukan adalah menseleksi dan mengisolasi kandidat senyawa
penanda yang diperoleh dari ekstrak metanol daun Abrus precatorius Linn., kemudian
mengembangkan metode analisa untuk keperluan identifikasi serta menetapkan
senyawa penanda dari daun A. precatorius. Seleksi dilakukan berdasarkan profil
kromatorafi lapis tipis (KLT) dari enam sumber sampel daun A. precatorius berbeda di
Pulau Jawa. Isolasi dilakukan dengan menggunakan teknik ekstraksi dan fraksinasi.
Identifikasi atau elusidasi struktur molekul dilakukan dengan menggunakan
instrumentasi infra merah (IR), spektrometer masa (MS), NMR-1D (NMR proton, NMR
karbon-13), dan NMR-2D (correlation spectroscopy (COSY), heteronuclear single-
quantum correlation (HSQC), heteronuclear multiple-quantum correlation (HMQC),
dan heteronuclear multiple-bond correlation (HMBC)). Pengembangan metode analisa
untuk tujuan identifikasi senyawa penanda dilakukan dengan menggunakan
kromatografi cair kinerja ultra (UPLC).
Tiga kandidat senyawa penanda berhasil diisolasi dan diidentifikasi, yaitu
cirsimaritin, N-metiltriptofan, dan abrusosida E. Abrusosida E atau kombinasi
cirsimaritin dan abrusosida E memenuhi persyaratan sebagai senyawa penanda bagi
daun A. precatorius.
ABSTRACTAbrus precatorius, is
commonly found in tropical countries including Indonesia. The leaves of the plant are
widely used commercially in Indonesia to treat cough and sprue. Marker substance is a
substance defined by World Health Organization (WHO) for quality control purpose of
herbal materials and finished herbal products. As the marker substances are isolated and
identified, they can be used for quality control purpose of herbal materials and finished
herbal products of A. precatorius leaves.
The objective of this research was to select and isolate the marker substance
candidates from methanolic extract of Abrus precatorius Linn. leaves, to develop
analytical method for identification purpose, and to select the marker substance in A.
precatorius leaves. Selection step was performed based on the thin layer
chromatography (TLC) profile of A. precatorius from six different sources in Java
Island. Isolation was performed using various extraction and fractionation techniques.
Identification or structure elucidation was performed using infra red (IR), mass
spectrometer (MS), 1D [(proton nuclar magnetic resonance (NMR), carbon-13 NMR)],
2D-NMR (correlation spectroscopy (COSY), heteronuclear single-quantum correlation
(HSQC), heteronuclear multiple-quantum correlation (HMQC), heteronuclear multiple-
bond correlation (HMBC)). Analytical method development for identification of marker
substance in A. precatorius leaves was performed using Ultra-High Performance Liquid
Chromatography (UPLC).
Three marker substance candidates were successfully isolated and identified,
later known as cirsimaritin, N-methyltryptophan, and abrusoside E. Abrusoside E or
combination of cirsimaritin and abrusoside E met the requirements as the marker
substance of A. precatorius leaves.