Pendahuluan:Kejadian kanker payudara pada perempuan usia reproduksi di Indonesia maupun di seluruh dunia dewasa ini semakin meningkat. Terapi kanker payudara dapat mengakibatkan kerusakan organ reproduksi, terutama ovarium dan menyebabkan infertilitas. Salah satu solusi yang tersedia saat ini adalah preservasi ovarium. Hal ini merupakan isu yang penting dan kompleks mengingat tingginya kekhawatiran pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter maupun pasien perempuan penderita kanker payudara di usia reproduksi terhadap preservasi ovarium.
Metode: Dilakukan studi deskriptif kualitatif pada enam pasien dan delapandokter subspesialis bedah onkologi di RSCM dan RS Kanker Dharmais pada Juli 2018-November 2018. Data dikumpulkan melalui wawancara formal tidak berstruktur pada pasien dan dokter spesialis bedah onkologi. Dilakukan juga pengumpulan data demografi pasien.
Hasil: Sebagian besar pasien mengaku belum memiliki informasi yang cukup namun setelah dipaparkan mengenai tujuannya, hampir semua sepakat bahwa preservasi ovarium adalah cara yang dapat digunakan untuk mewujudkan keinginan para pasien untuk memiliki keturunan. Dalam pelaksanaannya, subjek juga paham adanya pertimbangan agama dan finansial. Untuk dokter bedah onkologi, mayoritas mengaku tidak memahami banyak mengenai preservasi ovarium karena keahlian mereka tidak spesifik di fertilitas. Dokter bedah onkologi tidak keberatan untuk belajar lebih lanjut atau mengikuti seminar mengenai preservasi ovarium.
Kesimpulan: Usaha preservasi fertilitas pada pasien kanker masih belum banyak diketahui oleh pasien sehingga terdapat kesenjangan antara perilaku dokter dan pengetahuan pasien. Faktor utama yang memengaruhi kurangnya pengetahuan pada pasien adalah pendidikan, sedangkan faktor utama yang memengaruhi perilaku dokter adalah tingkat keberhasilan preservasi. Diperlukan edukasi dari dokter untuk pasien mengenai preservasi fertilitas, kebijakan yang mendukung dari jaminan kesehatan, dan kerja sama bedah onkologi serta konsultan fertilitas.
ABSTRACTBackground: The incidence of breast cancer in women of reproductive age in Indonesia and throughout the world today is increasing. Breast cancer therapy could damage the reproductive organs, especially ovarium, and cause infertility. One of the currently available solutions is ovarian preservation. This is an important and complex issue due to the heightened patients concern. Therefore, this study aims to assess the knowledge, attitude, and practice of doctors as well as reproductive women with breast cancer regarding ovarian preservation.
Methods:A descriptive qualitative study was done on six patients and eight oncology surgeons in RSCM and RS Kanker Dharmais between July2018-November 2018. Data was gathered throughunstructured formal interview with patients and oncology surgeons. Demographic data of patients was also collected.
Results: Majority of patients admit to knowing next to nothing about fertility preservation, yet they agree to its benefits once they got a brief explanation from the doctors. They perceive this act as a solution for having an offspring though they also understand the religion and financial barriers. In conjuction with the patients, most oncology surgeons have minimal information about this field as it is not their day to day duty. They expressed an eagerness to learn about ovary preservation in seminar as it would help to answer patients concerns.
Conclusion: Patients knowledge about fertility preservation measures among cancer patients is still minimal mainly due to lack of proper educational background. Doctors attitude regarding fertility preservation issue is also heavily influenced by the success rate of the attempt. In the future, further socialization for patients about the objective of fertility preservation supported with health coverage policy are needed for the development of the preservation program.