Pendahuluan: Iskemia tungkai kritis (ITK) merupakan penyakit vaskular yang memiliki risiko mortalitas dan amputasi yang tinggi. Insidens dari penyakit arteri perifer (PAP) khususnya ITK di Amerika mencapai 500-1000 kasus per 1 juta orang setiap tahunnya. Intervensi endovaskular (EVI) merupakan salah satu metode terapi ITK yang menjadi pilihan utama karena secara signifikan menurunkan risiko amputasi dan meningkatkan limb salvage. Penatalaksanaan menggunakan EVI terbagi menjadi balloon angioplasty dan stent angioplasty. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode EVI dalam pemyembuhan luka akibat ITK.
Metode: Dilakukan studi cross sectional dengan 90 subjek ITK yang menjalani intervensi endovaskular berupa balloon angioplasty dan stent angioplasty di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari 2013 hingga Juli 2017. Lama penyembuhan luka diantara kedua metode dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan dengan nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik. Data yang diambil berupa metode EVI, lama penyembuhan luka, dan data karakteristik subjek (usia, riwayat amputasi, IMT, riwayat merokok, DM, lokasi pembuluh darah, dan profil darah).
Hasil: Persebaran data lama perawatan pada kelompok balloon angioplasty dan stent angioplasty menunjukan hasil yang normal dengan rerata 84,8 ± 2,423 hari dan 59,93 ± 2,423 hari dengan perbedaan rerata 25 hari. Perbedaan rerata antara kedua faktor bermakna secara statistik (p<0,05). Kejadian amputasi pada kelompok balloon angioplasty dan stent angioplasty adalah 22 dan 16 kejadian dengan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik (p<0,05).
Kesimpulan: Metode stent angioplasty lebih baik dibandingkan metode balloon angioplasty dalam hal lama penyembuhan luka pada pasien ITK.
Introduction: Critical limb ischemia (CLI) is a vascular disease that has a significant amputation and mortality risk with diabetes mellitus, the most significant risk factor in CLI, is very common among Indonesian. Endovascular intervention (EVI) is preferred in treating CLI because it is non invasive and effective. Balloon angioplasty and stent angioplasty are the most common method of EVI in Indonesia. This study aims to compare the effectiveness of balloon angioplasty and stent angioplasty on wound healing in CLI.Method: A cross sectional study enrolled 90 subjects of CLI who underwent endovascular intervention using balloon angioplasty and stent angioplasty from January 2013 to July 2017 in dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. The wound healing period between balloon angioplasty and stent angioplasty were analyzed using unpaired T-test with p<0,05 considered as statistically significant. Data of intervention method, wound healing period, and subjects characteristic data (age, amputation, BMI, smoking habit, DM, occlusion site, and blood profile) were obtained.Result: The wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty distributed normally. Mean value of wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty is 84,8 ± 2,423 and 59,93 ± 2,423 days with mean difference of 25 days. The difference of wound healing period in both group is statically significant (p<0,05). The amputation event in balloon angioplasty and stent angioplasty is 22 and 16 event with no difference statistically.Conclusion: Stent angioplasty is better method than balloon angioplasty for wound healing in patients with CLI.