Pemikiran mujo masuk ke Jepang seiring dengan masuknya agama Buddha pada abad ke-6.
Akan tetapi, pemikiran mujo yang dipahami oleh orang Jepang memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda dengan ajaran aslinya. Oleh karena itu, tugas akhir ini membahas
mengenai pemikiran mujo di dalam Kokinshu sebagai salah satu kesusastraan yang lahir
setelah masuknya agama Buddha ke Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan metode
deskriptif analitis dan menggunakan puisi-puisi Kokinshu sebagai sumber data. Penulis
menggunakan teori apresiasi puisi untuk untuk dapat melakukan interpretasi terhadap puisi-puisi
yang ada di dalam Kokinshu, lalu menganalisis pemikiran mujō yang ada di dalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mujo yang ada di dalam Kokinshu hanya dikaitkan
dengan fenomena-fenomena dunia dan tidak menunjukkan adanya gambaran mengenai
dunia abadi seperti yang diajarkan dalam agama Buddha. Pemikiran mujo yang terlihat di
dalam Kokinshu sebatas digunakan untuk kehidupan dunia.
Mujo Japanese thought spread along with the Buddhism in Japan in the sixth century.However, the thought which understood by the Japanese is different from the original one,and has its own characterisic. Therefore, this research discusses about mujo in Kokinshuas one of the literatures which born after the spread of Buddhism in Japan. The methodused in the research is descriptive analytics, using the poems in Kokinshu as the datasource. I used the method of poetry appreciation to interpret the poems, and analyzed the thought mujo within. The result of the research showed that mujo in Kokinshu was onlyassociated with the world phenomena, and not the afterlife as taught in Buddhism. Thethought mujo in Kokinshu was used only in the world life.