Munculnya Internet telah memungkinkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan sistem informasi (SI) untuk memfasilitasi kolaborasi kerja, interaksi sosial, serta berbagi pengetahuan di antara karyawan dalam organisasi. Kemajuan semacam itu telah diterapkan pada skala tingkat perusahaan dan menjadi komponen penting dari kegiatan pekerjaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang penerimaan karyawan dan penggunaan teknologi kolaborasi, khususnya terkait dengan perilaku proaktif mereka dalam meningkatkan kecocokan pekerjaan perorangan dan motivasi kerja, akan membantu organisasi untuk menerapkan sistem tersebut.
Penelitian ini memperluas model teoritis dari teori penerimaan dan penggunaan teknologi terpadu (UTAUT) dengan memperkenalkan moderator baru, memberikan wawasan baru tentang bagaimana job craftingÃÂ yang didemonstrasikan oleh karyawan dan gaya kepemimpinan atasan langsung mempengaruhi niat perilaku individu pada tahap pasca adopsi dari teknologi. Studi kuantitatif, serta kualitatif, dilakukan di salah satu maskapai penerbangan nasional terbesar di Indonesia, yang telah berhasil menerapkan sistem produktivitas berbasis kolaborasi online. PendekatanÃÂ partial least squaresÃÂ digunakan untuk menguji model yang diajukan menggunakan data yang dikumpulkan dari 115 karyawan.
Harapan kinerja ditemukan menjadi satu-satunya prediktor signifikan dari niat perilaku, sementara niat perilaku bersama kondisi yang memfasilitasi adalah signifikan dalam memprediksi penggunaan teknologi yang sebenarnya. Konsisten dengan literatur sebelumnya dalam konteks teknologi pasca adopsi, harapan usaha dan pengaruh sosial ditemukan tidak signifikan untuk memprediksi niat perilaku. Akhirnya, hasil estimasi menunjukkan bahwa perilaku job crafting untuk mencari sumber daya pekerjaan sosial bersama gaya kepemimpinan transaksional atasan langsung adalah signifikan untuk mempengaruhi niat perilaku karyawan untuk menggunakan teknologi dengan memoderasi masing-masing pengaruh pengaruh sosial dan harapan kinerja.
The advent of the Internet has enabled information and communication technologies (ICTs) and information systems (IS) to facilitate work collaboration, social interaction, as well as knowledge sharing among employees within organizations. Such advancement has been implemented at enterprise-level scale and becomes essential components of daily job activities, both in and out of the workplace. Therefore, a better understanding of employees acceptance and usage of collaboration technologies, specifically related to their proactive behavior in improving their person-job fit and work motivation, would help organizations to implement the system.
This research extends the theoretical model of the unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) by introducing new moderators, providing new insights into how employees job crafting and leadership style of direct supervisors affect individual behavioral intention in the post-adoption stage of technologies. The quantitative, as well as qualitative study, is conducted in one of the largest national airlines in Indonesia, which has successfully implemented an online collaboration-based productivity system. Partial least squares approach is employed to test the proposed model using data collected from 115 employees.
Performance expectancy is found to be the only significant predictor of behavioral intention, while behavioral intention alongside facilitating conditions is significant in predicting the actual use of the technology. Consistent with prior literature in the context of technology post-adoption, effort expectancy and social influence are found to be insignificant to predict behavioral intention. Finally, the results show that job crafting behavior for seeking social job resources alongside transactional leadership style of direct supervisors are significant to influence employees behavioral intention to use the technology by moderating the effects of social influence and performance expectancy respectively.