Berbagai bentuk budaya populer telah berusaha menyoroti isu kekerasan dalam rumah tangga untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu tersebut dan memberdayakan orang-orang yang pernah menjadi korban kekerasan saat menjalin hubungan. Namun, analisis secara kritis tentang bagaimana produk budaya populer menggambarkan isu tersebut sangat dibutuhkan karena kekerasan dalam rumah tangga merupakan isu yang rumit dan sering direpresentasikan dengan tidak tepat. Artikel ini meneliti tokoh-tokoh periferal novel
It Ends with Us (2006) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yakni dengan membaca novel tersebut secara mendalam untuk menganalisis tanggapan tokoh-tokoh tersebut terhadap isu kekerasan dalam novel. Respons tokoh-tokoh tersebut dianalisis dengan menggunakan beberapa konsep, seperti konsep
Attitude oleh Flood, Pease, Taylor dan Webster (2009), dan konsep
Hegemonic Femininity oleh Schippers (2007).
Hasil mengungkapkan bahwa mayoritas tokoh pendukung masih memiliki pandangan sederhana terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga karena mereka memandang kekerasan sebagai hal yang privat dan normal di dalam pernikahan. Respons mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti norma–norma patriarki yang terinternalisasi dan pandangan tentang pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh periferal tersebut gagal berfungsi maksimal sebagai sistem pendukung untuk tokoh utama wanita sebagai korban kekerasan rumah tangga. Solusi yang diajukan juga disederhanakan karena isu kekerasan tersebut diselesaikan tanpa melibatkan pihak profesional maupun hukuman untuk pelaku.
Many forms of popular culture have tried to highlight domestic violence to raise awareness on the issue and to empower people having experienced violence in relationships. However, critical analysis on how popular cultures portray the issue is profoundly needed as domestic violence is a complex issue and often misrepresented. This article examines the peripheral characters in the novel It Ends with Us (2006) by using qualitative research method in a form of close reading to analyze their attitude and how they respond to the issue of violence in the novel. Characters’ responses are analyzed by using several concepts, such as Flood, Pease, Taylor, & Webster’s (2009) concept of attitudes and hegemonic femininity by Schippers (2007). It is found that the majority of the characters still have a simplified perspective of domestic violence as they see violence as a private and normal issue in marriage. Their responses are influenced by several factors, such as internalized patriarchal norms and perspective toward marriage. In conclusion, the peripheral characters fail to function maximally as a support system for the abused main female character. The novel’s proposed solution is also simplified as it does not involve professionals and no punishment for the abuser.