ABSTRAKEksaserbasi asma masih menjadi masalah pada jamaah selama periode ibadah haji. Terdapat banyak faktor yang berkontribusi terhadap eksaserbasi asma selama ibadah haji. Asma yang terkontrol penuh dan pencegahan sebelum keberangkatan haji menjadi penting untuk menurunkan risiko eksaserbasi.
Metode
Metode penelitian berupa cross sectional analitik yang dilakukan pada jamaah haji DKI Jakarta tahun 2018. Jamaah haji dengan asma diseleksi dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes). Subjek dievaluasi lebih lanjut di Puskesmas melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan spirometri dan diikuti selama ibadah haji. Terdapat tujuh faktor yang diteliti, yaitu riwayat eksaserbasi asma, obesitas, komorbid, fungsi faal paru, tingkat kebugaran, merokok dan vaksinasi influenza. Kriteria eksklusi dalam pengambilan sampel yaitu memiliki kontraindikasi melakukan spirometri, menderita penyakit paru bukan asma bronkial (TB paru, kanker paru), kesulitan untuk berkomunikasi (penurunan kognitif), tidak bersedia ikut dalam penelitian dan gangguan jantung yang membuat pasien harus membatasi aktivitas fisik
Hasil
68 jamaah haji dengan asma didapatkan untuk penelitian ini yang terdiri atas 46 subjek perempuan (67,6%) dan usia median sebesar 56 tahun. Eksaserbasi akut terjadi pada 27 subjek (39,7%). Pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik, didapatkan bahwa riwayat eksaserbasi asma dan obesitas grade II menjadi faktor yang berperan signifikan terhadap eksaserbasi dengan odd ratio (OR) 4,27 (95%IK: 1,156-15,829,p=0,029) dan 4,02 (95%IK: 1,151-14,097, p=0,029).
Kesimpulan
Proporsi eksaserbasi sebesar 39,7%. Dari tujuh faktor yang diteliti pada studi ini, riwayat eksaserbasi asma sejak satu tahun sebelum keberangkatan haji dan obesitas grade II menjadi faktor paling penting yang berperan terhadap eksaserbasi asma pada jamaah haji.
ABSTRACTBackground
Asthma exacerbation still become problem in pilgrims during hajj period. There are many factors that contribute in asthma exacerbation. Well controlled asthma and prevention before hajj was important to reduce risk of exacerbation.
Method
This is a cross sectional study among asthma hajj pilgrims year 2018 from Jakarta. Hajj pilgrims with asthma were selected from Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes). Subjects were evaluated in primary facility (Puskesmas) through anamnesis, physical examination and spirometry and followed during pilgrimage. There were seven factors that examined in this research, including history of exacerbation, obesity, comorbid, lung physiology function, smoking, fitness level, and influenza vaccination. Exclution criteria includes contraindicated in spirometry test, had lung disease except asthma (tuberculosis, lung cancer), hard to communicate, refused to enter the study and cardiac problems that made patients restricted their activity.
Result
Sixty eight asthma patients were recruited comprising 46 female subjects (67,6%) and median age for this study is 56 years. Acute exacerbation occurred in 27 subjects (39,7%). In multivariate analysis with logistic regression test, history of exacerbation and grade II obesity were factors that have significant effect on asthma exacerbation with odd ratio 4,27 (95% CI: 1,156-15,829, p=0,029) and 4,02 (95%CI: 1,151-14,097, p=0,029) respectively.
Conclusion
Proportion of exacerbation is 39,7%. From seven factors researched in this study, obesity grade II and history of asthma exacerbation one year before hajj period were the most important factors that contribute on asthma exacerbation among hajj pilgrims.