ABSTRAKPenggunaan antibiotik yang tinggi dapat menimbulkan risiko peresepan yang tidak rasional. Salah satu cara untuk mendukung penggunaan antibiotik secara rasional adalah dengan mengevaluasi penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan total sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa resep antibiotik oral di Puskesmas Kabupaten Kebayoran Baru Tahun 2018. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10553 resep. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif menggunakan metode yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). Evaluasi kualitatif menggunakan metode Pemanfaatan Obat 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan antibiotik dengan daftar obat dalam Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Tiga jenis antibiotik dengan penggunaan tertinggi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari adalah amoksisilin (0,9358 DDD/1000 pasien/hari), ciprofloxacin (0,4940 DDD/1000 pasien/hari), dan cefadroxil (0,1983 DDD/1000 pasien). . pasien/hari). Antibiotik yang membentuk 90% segmen Penggunaan Obat adalah amoksisilin, ciprofloxacin, cefadroxil dan thiamphenicol. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru cenderung tinggi dan belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman Formularium Nasional.
ABSTRACTThe high use of antibiotics can pose a risk of irrational prescribing. One way to support the rational use of antibiotics is to evaluate the use of antibiotics. This study aims to evaluate the use of antibiotics in outpatients at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The research design used was cross sectional and descriptive. Data was collected retrospectively using total sampling. The research data used is secondary data in the form of oral antibiotic prescriptions at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The number of samples used in this study was 10553 prescriptions. Evaluation is done quantitatively and qualitatively. The quantitative evaluation used the method recommended by the World Health Organization (WHO), namely Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). The qualitative evaluation used the 90% Drug Utilization method (DU90%) and the suitability of the use of antibiotics with the list of drugs in the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP). The three types of antibiotics with the highest use based on DDD values/1000 patients/day were amoxicillin (0.9358 DDD/1000 patients/day), ciprofloxacin (0.4940 DDD/1000 patients/day), and cefadroxil (0.1983 DDD/1000 patients). patient). . patients/day). The antibiotics that make up 90% of the Drug Use segment are amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil and thiamphenicol. The suitability of the use of antibiotics with the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP) is 70%. From the results of this study, it can be concluded that the use of antibiotics in the Kebayoran Baru District Health Center tends to be high and has not fully complied with the guidelines of the National Formulary.