ABSTRAKKontroversi berkepanjangan oleh berbagai pendapat mengenai pemanasan dan perubahan iklim global antropogenik, terutama mengenai kebenaran ilmiahnya, dibahas dengan memperbandingkan data dan fakta yang digunakan dengan dasar ilmiah yang selama ini masih dianggap benar dan berlaku. Efek rumah kaca yang diklaim terjadi akibat terperangkapnya bahang di atmosfer bumi oleh sejumlah gas antopogenik yang menyelubungi bumi, semakin banyak dipertanyakan kebenarannya karena bertentangan dengan dasar ilmiah yang selama ini dianggap mapan dan belum dibantah kebenarannya. Tidak demikian halnya jika kata global adalah dalam pengertian kasus yang terjadi di banyak lokasi di bumi global, yang terjadi di multi-lokasi. Naiknya permukaan air laut global akibat meningkatnya suhu udara beberapa derajat Celcius saja pada dasarnya tidak dapat diverifikasi kebenaran ilmiahnya. Perubahan iklim global, sebagaimana halnya juga pemanasan global, pada dasarnya adalah siklus alami oleh interaksi yang ada di ruang angkasa alam. Bumi terpapar pada keadaan dihujani sinar-sinar kosmik dari ruang angkasa, berasal dari bintang2 di angkasa luar antaralain matahari. Sinar kosmik adalah partikel sub-atomik bermuatan energi seperti proton dan netron, dan menghasilkan gas2 rumah kaca ketika berinteraksi dengan unsur2 gas di atmosfer atas. Energi sinar kosmik juga dikonversi menjadi energi panas ketika membentur Bumi. Karena itu fluktuasi suhu, kadar karbondioksida, metan dan berbagai gas rumah kaca yang dikatakan menyelubungi bumi bukan antropogenik karena berkaitan dengan daur sinar2 kosmik yang antaralain juga sinar-sinar kosmik yang dipancarkan matahari. Solusi menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim global perlu didasarkan atas persepsi yang benar sekaligus tidak terperangkap pada solusi keliru. Hanya memusatkan solusi pada satu penyebab saja akan menjadikan manusia terperangkap pada solusi salah.