UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Manusia dan mangrove dalam hubungan timbal balik untuk kelestarian alam: suatu perspektif multispesies etnografi = Collaboration between human and mangrove for nature conservation: a multispecies ethnography perspective

Gianfranco Wahyu Setyo; Prihandoko Sanjatmiko, supervisor; Mia Siscawati, examiner; Semiarto Aji Purwanto, examiner; Rhino Ariefiansyah, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Konsep konservasi dalam penelitian sebelumnya tentang antropologi ekologi cenderung fokus pada upaya manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan tujuan untuk alam kelestarian. Konservasi adalah solusi untuk degradasi lingkungan menurut perspektif antroposentris. Namun, program konservasi itu meminggirkan lokal masyarakat bukanlah solusi yang tepat. Konservasi semacam itu hanya bertahan dalam jangka pendek karena mereka dapat memicu konflik terjadi di komunitas lokal. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dalam skripsi ini saya akan merekomendasikan penerapan perspektif multispesies untuk meninjau konsep konservasi yang mengisi kesenjangan dalam program konservasi sementara tidak membunuh masyarakat setempat. Multispecies etnografi adalah suatu pendekatan yang melihat alam tidak hanya sebagai alat hidup, tetapi juga sebagai a Pasangan yang harus diakui dan dipahami untuk membangun kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan alam. Penelitian ini mengamati masyarakat Kampung Laut, Segara Anakan, Cilcap, yang juga anggota Krida Wana Lestari, kelompok tani bakau lokal. Data dikumpulkan melalui peserta observasi dan wawancara mendalam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa anggota PT Krida Wana Lestari berinteraksi dengan lingkungan setiap saat untuk berkolaborasi alam dan pohon bakau. Berbagai jenis mangove yang ditanam di Segara Anakan adalah tumbuh dengan baik karena hubungan emosional antara petani dan petani bakau. Hubungan emosional tidak akan tumbuh tanpa interaksi. Ini sebabnya program konservasi yang melibatkan pemangku kepentingan lokal seperti Krida Wana Lestari terus melanjutkan dalam jangka panjang. Berdasarkan temuan, saya berpendapat bahwa konsep konservasi seharusnya tidak hanya dipahami melalui perspektif antroposentris. Faktanya, ada pemahaman emosional dan timbal balik antara lingkungan dan lokal pemangku kepentingan. Ini membuat program konservasi terus berkembang.

The concept of conservation in previous research on ecological anthropology tends to focus on human efforts to preserve the environment, with a view to nature conservation. Conservation is a solution for environmental degradation according to anthropocentric perspective. However, the conservation program that marginalizes local communities is not the right solution. Such conservation only lasts in the short term because they can trigger conflicts in the local community. For Overcoming this problem, in this thesis I will recommend the application of a multi-species perspective to review conservation concepts that fill gaps in conservation programs while not killing local people. Ethnographic multispecies is an approach that sees nature not only as a tool of life, but also as a partner that must be recognized and understood to build a harmonious life between humans and the natural environment. This research observes the people of Kampung Laut, Segara Anakan, Cilcap, who are also members of Krida Wana Lestari, a local mangrove farming group. Data was collected through participant observation and in-depth interviews. The research findings show that members of PT Krida Wana Lestari interact with the environment at any time to collaborate with nature and mangrove trees. The various types of mangove planted in Segara Anakan are growing well due to the emotional connection between farmers and mangrove farmers. Emotional relationships will not grow without interaction. This is why conservation programs involving local stakeholders such as Krida Wana Lestari continue in the long term. Based on the findings, I think that the concept of conservation should not only be understood through an anthropocentric perspective. In fact, there is an emotional and reciprocal understanding between the environment and local stakeholders. This makes the conservation program continue to grow.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Gianfranco Wahyu Setyo.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
Bahasa : Ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 94 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-21-279606318 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20494920
Cover