ABSTRAKPada era ekonomi digital terjadi transformasi di bidang industri dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Setiap karyawan dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan memberikan hasil kerja yang terbaik kepada perusahaan. Oleh karena itu, dunia kerja tidak lepas dari tekanan kerja. Wartawan merupakan salah satu profesi berpotensi menimbulkan stres karena tekanan kerja yang berat serta tingginya tuntutan atasan yang menimbulkan perasaan tidak nyaman. Salah satu bentuk perilaku karyawan jika mereka merasa tidak nyaman dengan pekerjaan atau lingkungan kerja mereka adalah munculnya keinginan untuk keluar (turnover intention) yang dapat berujung keputusan karyawan meninggalkan pekerjaan mereka. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Workload (WL), News Autonomy (NA), Stress (ST), Social Support (SS), Burnout (JB), dan Job Satisfaction (SA) terhadap intensi turnover Wartawan di Wilayah DKI Jakarta. Terdapat 300 wartawan di Jakarta dari berbagai jenis media (TV, radio, cetak, online) yang menjadi responden dalam penelitian ini. Data yang diperoleh oleh peneliti diolah menggunakan metode analisis Structural Equity Modelling (SEM). Hasil dari penelitian ini adalah (1) Workload memiliki pengaruh terhadap job burnout dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap intensi turnover wartawan (2) News Autonomy tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job burnout dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap turnover intention (3) Job stress memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap job burnout wartawan namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job satisfaction dan turnover intention wartawan (4) Job burnout memiliki pengaruh positif terhadap turnover intention dan job satisfaction wartawan dan job burnout memediasi hubungan diantara job stress dan turnover intention (5) Social support memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja namun tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap intensi turnover; (6) dan Job satisfaction tidak memiliki pengaruh terhadap turnover intention wartawan di Jakarta. Temuan ini dapat menjadi panduan bagi perusahaan media khususnya di Jakarta yang ingin memperbaiki strateginya dalam mengurangi burnout yang dialami wartawan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan menjaga tingkat turnover wartawan tetap rendah.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya hasil-hasil penelitian dari burnout, kepuasan kerja dan turnover intention. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menggunakan observasi dan wawancara mendalam kepada para wartawan guna mengetahui pandangan dan opini mereka terkait profesi wartawan, risiko dari pekerjaan, dan solusi yang mereka berikan khususnya dalam hal yang berhubungan dan memengaruhiturnover intention.
ABSTRACTIn the era of the digital economy there was a transformation in the industrial sector with increasingly fierce competition. Every employee is required to adjust to the changes that occur and provide the best work results to the company. Therefore, the world of work cannot be separated from work pressure. Journalists are one of the professions with the potential to cause stress because of the heavy work pressure and high demands of superiors that create feelings of discomfort. One form of employee behavior if they feel uncomfortable with their work or work environment is the emergence of a desire to quit (turnover intention) that can lead to the decision of employees to leave their jobs. For this reason, this study aims to look at the effect of Workload (WL), News Autonomy (NA), Stress (ST), Social Support (SS), Burnout (JB), and Job Satisfaction (SA) on journalist turnover intentions in the DKI Jakarta Region . There were 300 journalists in Jakarta from various types of media (TV, radio, print, online) who were respondents in this study. The data obtained by the researcher was processed using the Structural Equity Modeling (SEM) analysis method.
The results of this study are (1) Workload has an influence on job burnout and does not have a direct influence on journalist turnover intentions (2) News Autonomy does not have a significant effect on burnout jobs and does not have a direct influence on turnover intention (3) Job stress has significant positive effect on journalist burnout jobs but does not have a significant effect on job satisfaction and turnover intention of journalists (4) Job burnout has a positive influence on turnover intention and job satisfaction for journalists and burnout jobs mediating the relationship between job stress and turnover intention (5) Social support has a positive influence on job satisfaction but does not have a significant effect on turnover intentions; (6) and Job satisfaction has no influence on the turnover of journalists' intention in Jakarta. This finding can be a guide for media companies, especially in Jakarta, who want to improve their strategies in reducing burnout experienced by journalists to increase job satisfaction and keep journalist turnover rates low.
This research is also expected to enrich research results from burnout, job satisfaction and turnover intention. For further research, researchers suggest using in-depth observations and interviews with journalists to find out their views and opinions regarding the profession of journalists, the risks of work, and the solutions they provide specifically in matters relating to and influencing turnover intention