Investasi aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan keputusan strategis perusahaan dengan dana besar yang manfaatnya baru dapat dirasakan secara signifikan dalam jangka panjang. Investasi ERP didorong oleh keinginan organisasi untuk mendapatkan manfaat besar dari otomasi dan integrasi proses-proses dalam organisasi sehingga dapat menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu. Oleh karena itu, PT XYZ telah melakukan implementasi ERP untuk mengintegrasikan proses-proses pada semua unit kerja. Namun didapati bahwa penggunaan ERP secara berkelanjutan masih belum merata.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor yang mendorong dan menghambat pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan pada PT XYZ. Penelitian ini menggabungkan UTAUT, DeLone and McLean, dan status quo bias dengan konteks penggunaan ERP secara berkelanjutan. Peneliti berhasil mengumpulkan 68 jawaban responden dari pengguna ERP PT XYZ, dengan 65 jawaban dinyatakan valid. Pengolahan data dilakukan dengan partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) dengan SmartPLS 3. Penelitian ini juga mengkaji perbedaan komponen pendorong dan penghambat berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan serta gender. Selanjutnya peneliti juga menganalisis signifikansi perbedaan pengaruh pada masing-masing kelompok demografi tersebut.
Hasil dari penelitian ini adalah harapan kinerja, pengaruh lingkungan serta kualitas sistem menjadi tiga faktor pendorong bagi pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan. Sedangkan inersia afektif menjadi faktor yang menghambat pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan. Pengaruh lingkungan termoderasi oleh tingkat pendidikan, sementara kualitas sistem termoderasi oleh tingkat pendidikan dan gender, sedangkan inersia afektif termoderasi oleh usia dan gender. Terdapat perbedaan yang signifikan antara usia 20an dan 30an pada pengaruh lingkungan dan kualitas sistem, dengan tingkat keyakinan 90% dan 95%. Sementara pada gender terdapat perbedaan pengaruh pada harapan kinerja, pengaruh lingkungan dan kualitas sistem dengan tingkat keyakinan 90%. Sedangkan perbedaan pengaruh tingkat pendidikan tidak dapat diuji karena distribusi data tingkat pendidikan yang tidak merata.
Investment on Enterprise Resource Planning (ERP) application is organizations strategic decision that requires large funding, but the benefits can only be felt significantly in the long run. ERP investments are generally driven by the organizaitons desire to get great benefits from the automation process and integration between processes within the organization, to produce accurate and timely data. For these purpose, PT XYZ implemented an ERP with the aim of integrating processes in all work units. However, it was found that the continuous use of ERP is still not as expected.
This research is intended to understand the factors drive and resist users from using ERP on continuance basis. The study combines UTAUT, DeLone and McLean, and status quo bias in context of ERP continoues use at PT XYZ. The researcher collected 68 feedbacks from PT XYZ ERP users as respondents, with 65 was considered valid. Data processing was done by partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) with SmartPLS 3. This study also examined differences on moderating effect toward drivers and barriers based on age, education level and gender. Furthermore, the researcher also analyzed the significance of influencial differences on each demographic group.
The results of this study are performance expectation, social influences and system quality as driving factors toward ERP continues use. While affective inertia is the only factor prevents users from ERP continuous use. Social influence is moderated by the education level, while the system quality is moderated by education level and gender, and affective inertia is moderated by age and gender. There is significant difference between users aged 20s and 30s on moderating effect to the social influence and the system quality. with a level of confidence of 90% and 95%. While for gender there are differences in the moderating effect on performance expectations, social influences and system quality with confidence level 90%. While moderating effect differences based on education level where not tested because the respondents education leves is not evenly distributed.