Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Sastra dan difabel: menilik citra difabel dalam novel biola tak berdawai dari sudut pandang sosiologi sastra Ian Watt

Mukhanif Yasin Yusuf; (Pusat Layanan Difabel (PLD), 2015)

 Abstrak

ABSTRAK
Sebagai sebuah karya, karya sastra tidak terelakkan lagi untuk keluar dari situasi dan kondisi nyata produksinya. Karya sastra tidak dapat berdiri absolut sebagai kesatuan yang otonom, selalu ada faktor dari luar yang ikut mempengaruhinya. Faktor sosial yang ada di sekitar pengarang memiliki peran untuk memberikan karakteristik dalam karya sastranya, disamping mempengaruhi pengarang. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk memberi khasanah baru dalam khasanah disiplin keilmuan terkait isu difabel agar tidak stagnan pada bidang ilmu eksak dan ilmu sosial, tetapi juga seni dan sastra. Oleh karena itu, penelitian suatu karya sastra menempatkan pula faktor di luar karya sastra. Dalam penelitian ini digunakan novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma yang dikembangkan dari skenario film berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara. Pemilihan objek penelitian ini didasari oleh faktor tokoh utama yang seorang difabel dan peneliti ingin memberikan khasanah baru dalam penelitian karya sastra yang fokus melihat dari sudut pandang difabel yang masih minim perhatian. Posisi difabel dalam masyarakat khususnya di Indonesia, masih dalam kedudukan rentan sosial dan minoritas menjadi daya tarik peneliti untuk melihat bagaimana fenomena ini digambarkan dalam karya Sastra. Dengan menggunakan pendekatan teori sosiologi sastra Ian Watt, Biola Tak Berdawai tidak jauh berbeda dengan karya Seno lainnya yang melemparkan gagasan kritis terhadap realitas sosial. Latar belakang sosial Seno yang sekaligus sebagai wartawan melemparkan gagasan kritisnya terkait kondisi difabel yang masih mendapat stigma negatif dari masyarakat. Cerminan sosial dalam novel tidak jauh berbeda dengan realitas yang terjadi di Indonesia, dimana ideologi kenormalan menyumbangkan berbagai bentuk ketidakadilan terhadap difabel. Difabel masih dianggap sebagai individu yang cacat, sebagai kutukan Tuhan, dan sebagai sumber aib bagi keluarga. Pendobrakan terhadap realitas yang ada, dilakukan pengarang lewat tokoh utama Aku yang difabel dengan menyajikan fakta bahwa difabel memiliki kemampuan yang berbeda, tetapi masyarakat masih belum memahaminya karena sudah terlanjur terjebak pada stigma negatif terhadap difabel.

 Metadata

Jenis Koleksi : Artikel Jurnal
No. Panggil : 370 JDSI 2:1 (2015)
Entri utama-Nama orang :
Penerbitan : Yogyakarta: Pusat Layanan Difabel (PLD), 2015
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
ISSN : 23558954
Majalah/Jurnal : Journal of Disability Studies
Volume : Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2015: hal. 21-40
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : volume
Akses Elektronik :
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
370 JDSI 2:1 (2015) 03-19-783522441 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20496164
Cover