Latar belakang. Pencemaran udara telah menjadi masalah global tahunan sejak beberapa tahun belakangan. Pencemaran udara dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Salah satu komponen zat pencemar udara yang umum ditemukan di kota-kota besar di dunia yaitu PM2,5, polutan yang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru. Sumber terbesar dari pencemaran PM2,5 di udara ambien perkotaan berasal dari asap kendaraan bermotor.
Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengatahui hubungan antara konsentrasi pajanan PM2,5 dan gangguan fungsi paru pada sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakata Timur. Metode. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dengan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan konsentrasi pajanan PM2,5 dan gangguan fungsi paru pada sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakata Timur. 125 sopir angkutan kota terlibat sebagai subjek pada penelitian ini.
Hasil. Dari 125 sopir yang terlibat, ada 72 sopir angkutan kota yang mengalami gangguan fungsi paru dengan persentase sebesar 57,6%. Konsentrasi rata-rata PM2.5 yaitu 90,99 μg/m3. Nilai P konstan dari uji regresi logistik antara gangguan fungsi paru dengan konsentrasi PM2.5, umur, lama kerja dan riwayat penyakit paru, yaitu 0,039. Kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ditemukan adanya hubungan antara gangguan fungsi paru yang dialami oleh sopir angkutan kota Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan Konsentrasi PM2.5, setelah setelah dikontrol oleh variabel umur, lama kerja, serta riwayat penyakit paru.
Background. Air pollutions has been becoming annual global issue for the past fiew years. Air Pollutions can cause various adverse effects on health. One component of air pollutants which commonly found in major cities in the world is PM2.5, a pollutant that can cause lung function impairments. The biggest source of PM2.5 pollutions in urban air comes from motor vehicle combustion.Purpose. The aim of this study is to determine the relationship between exposure of PM2.5 and impaired lung function on Public Transportation Drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta. Methods. This study was conducted by the observation method with a cross-sectional study design to determine the relationship between PM2.5 exposure concentration and lung function impairment in the public transportation drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta. 125 drivers were involved as subjects in this study.Results. There were 72 public transportation drivers, of the 125 drivers involved, who experienced lung function impairments (57.6%). The mean PM2.5 concentration was 90.99 μg / m3. The constant P value from the logistic regression test between lung function impairments and PM2.5 concentrations, controlled by age, length of work and a history of lung disease is 0.039. Conclution. The conclusion from this study is lung function impairments experienced by public transportation drivers of Kampung Melayu Terminal, East Jakarta were associated with PM2.5 concentration, after being controlled by variables of age, length of work, and a history of lung disease.