ABSTRAKPemilihan obat antidiabetik oral (OAD) pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dengan penyakit ginjal kronik (PGK) sangatlah penting karena sebagian besar OAD diekskresikan melalui ginjal sehingga diperlukan penyesuaian dosis. Di Indonesia, sulfonilurea (SU) kerja pendek umum dipakai untuk pengelolaan DMT2 dengan PGK. Tinjauan pustaka ini membahas perbandingan efektivitas dan keamanan beberapa jenis SU dengan OAD lainnya pada pasien DMT2 dengan PGK. Golongan obat yang dievaluasi adalah SU, tiazolidindion (TZD), penghambat DPP-IV, dan penghambat SGLT-2. Sulfonilurea kerja pendek (gliklazid dan glipizid) dan penghambat SGLT-2 (empaglifozin dan canaglifozin) dapat menghambat progresi PGK pada DMT2. Pioglitazon dan sitagliptin dikaitkan dengan progresi PGK yang lebih tinggi, sementara linagliptin berefek netral terhadap perburukan PGK. Namun, sitagliptin dan linagliptin memiliki risiko lebih rendah dalam menyebabkan hipoglikemia dibandingkan SU kerja pendek. Dengan demikian, dapat disimpulkan OAD golongan SU kerja pendek, seperti gliklazid dan glipizid masih dapat menjadi pilihan utama untuk pengelolaan glukosa darah pada pasien DMT2 dengan PGK di Indonesia.