ABSTRAKIndonesia berpotensi menjadi raksasa ekonomi baru dunia. Peluang ini didukung oleh ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia melalui bonus demografi 2035. Kunci utama adalah hadirnya masyarakat literat atau berpengetahuan yang dibangun melalui pembudayaan kegemaran membaca melalui perpustakaan. Paradigma baru pengelolaan perpustakaan adalah perpustakaan menjadi ruang interaksi terbuka melalui strategi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Melalui transformasi ini, akan membangun pemikiran diskursif dan kosmopolitanisme. Yakni, lahirnya pengetahuan praksis sehingga seseorang menjadi terbuka, kritis, kreatif, dan inovatif. Masyarakat yang literat sangat berkorelasi positif terhadap peningkatan pendapatan dan pembangunan ekonomi masyarakat. Maka dari itu, kebijakan dan strategi pembangunan bidang perpustakaan fokus pada: pertama, peningkatan konektivitas infrastruktur perpustakaan; kedua, peningkatan konten atau sumber bacaan terapan/praksis; ketiga, peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan sebagai pendamping literasi masyarakat, dengan menjadikan budaya literasi indikator pembangunan makro yang diselaraskan melalui rencana pembangunan nasional, provinsi, kabupaten/ kota, dan desa serta menjadikan literasi sebagai gerakan budaya nasional dan penguatan ekosistem literasi dengan konsep multi-stakeholder partnerships.