Kalangan homoseksual yang terdiri dari tiga kategori identitas, yaitu top, bottom, dan versatile, ternyata memiliki karakteristik dan pola pertemanan yang berbeda. Para homoseksual yang terdiskriminasi dalam relasi sosial heteroseksual memicu mereka membentuk homososialitas gay. Tujuan dari penelitian ini ingin mendeskripsikan bagaimana para homoseksual menjalin relasi pertemanan antarsesama sebagai bentuk dari eksistensi diri, mendapatkan dukungan sosial, hingga mendorong mereka menciptakan humor gay. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan identitas seksual gay yang berbeda, yaitu terdiri dari 4 bottom, 2 top, dan 2 versatile. Kehadiran skrip seksual sangat membantu dalam memahami pola pertemanan di kalangan homoseksual sehingga skrip tersebut digunakan sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari. Munculnya stereotip antar identitas gay juga diartikan sebagai wujud dari hegemoni maskulinitas, khususnya yang terjadi pada homoseksual yang didominasi sifat feminin. Selain berperan dalam menciptakan gelak tawa dalam homososialitas gay, humor gay turut berperan sebagai norma gender dan kontrol sosial tiap kategori identitas sosial berperilaku.
Homosexuals consist of three categories of identity; top, bottom, and versatile which have different friendship characteristics and patterns. Homosexuals are often discriminated against in heterosexual social relationships which encourages them to make gay homosociality. The purpose of this study is to describe how homosexuals establish interpersonal relationships among others as a form of self-existence, to get social support, and to create gay humor. The subject involved in this study up to 8 people in different gay sexual identities, consists of 4 bottom, 2 top, and 2 versatile. The sexual script is significant in understanding the pattern of gay homosociality so that the script is used as a daily guideline. The appearance of stereotypes among gay identities is also interpreted as the form of hegemony masculinity, especially for those who dominated by feminine traits. In addition, the creation of gay humor acts as a gender norm and restraining homosexuals must behave.