Sampah plastik telah menjadi masalah nasional di Indonesia. Hal ini terlihat dari proyeksi jumlah sampah plastik yang dihasilkan setiap tahunnya semakin meningkat. Maka untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sistem pengelolaan sampah plastik yang komprehensif, terintegrasi, dan terintegrasi, serta melibatkan banyak pemangku kepentingan. Sistem ini disebut juga dengan Pengelolaan Sampah Plastik Terpadu. Namun dalam mengimplementasikan suatu sistem terdapat beberapa faktor dasar yaitu adanya insentif dan hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan sistem tersebut. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan hambatan penerapan Pengelolaan Sampah Plastik Terpadu di Indonesia. Selain itu, untuk melakukan analisis yang lebih mendalam, penting untuk melihat interaksi antara hambatan dan antar pengemudi. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan metode DEMATEL untuk mengetahui interaksi atau hubungan sebab akibat antara hambatan dan antar penggerak yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan yang paling berpengaruh dan perlu ditanggulangi adalah hambatan terkait kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah plastik di Indonesia yang masih belum optimal. Selain itu, penggunaan teknologi yang sederhana dan mudah dioperasikan menjadi faktor pendorong yang paling berpengaruh terhadap penerapan Pengelolaan Sampah Plastik Terpadu di Indonesia.
Plastic waste has become a national problem in Indonesia. This can be seen from the projection of the amount of plastic waste produced every year increasing. So to overcome this problem, a comprehensive, integrated, and integrated plastic waste management system is needed, and involves many stakeholders. This system is also known as Integrated Plastic Waste Management. However, in implementing a system there are several basic factors, namely the existence of incentives and obstacles that can affect the success of the system. Thus, this study aims to identify the driving factors and obstacles to the implementation of Integrated Plastic Waste Management in Indonesia. In addition, to conduct a more in-depth analysis, it is important to look at the interactions between obstacles and between drivers. Thus, this study uses the DEMATEL method to determine the interaction or causal relationship between obstacles and between existing drivers. The results of this study indicate that the most influential obstacles and need to be overcome are obstacles related to policies carried out by the Government and socialization regarding the management of plastic waste in Indonesia which is still not optimal. In addition, the use of technology that is simple and easy to operate is the most influential driving factor for the implementation of Integrated Plastic Waste Management in Indonesia.