Tujuan: Mengetahui awareness dan hambatan yang dirasakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia dalam memberikan konseling untuk berhenti merokok bagi pasien beserta variabel yang berkontribusi terhadapnya. Metode: Studi analisis cross-sectional berupa kuesioner pada 1.288 mahasiswa kedokteran gigi se-Indonesia. Hasil: Mahasiswa sudah aware (3,98 dari 5,00) terkait konseling untuk pasien perokok, namun tetap disertai dengan hambatan (3,03 dari 5,00) yang dirasakan. Seluruh variabel tidak berhubungan dengan rerata hambatan mahasiswa. Tidak terdapat hubungan yang bermakna untuk variabel jenis kelamin, status pendidikan, wilayah perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi, dan status merokok keluarga mahasiswa terhadap rerata awareness mahasiswa. Namun, terdapat hubungan yang bermakna antara status merokok mahasiswa dengan rerata awareness mahasiswa dimana mahasiswa yang tidak merokok memiliki awareness yang lebih baik terhadap konseling untuk membuat pasien berhenti merokok daripada mahasiswa yang merokok atau pernah merokok (OR: 2,878, 95% CI: 1,473—5,621; p= 0,002). Hambatan yang paling dirasakan mahasiswa adalah banyak pasien yang merokok tidak memiliki motivasi untuk berhenti. Kesimpulan: Mahasiswa sudah aware terkait konseling untuk pasien perokok, namun tetap disertai dengan hambatan yang dirasakan. Hal ini membutuhkan intervensi lebih pada pendidikan mahasiswa sehingga kelak, ketika menjadi dokter gigi, mahasiswa dapat memberikan konseling berhenti merokok dengan baik.
Objective: To identify awareness and barriers felt by students of the Indonesian Dental Student in providing Tobacco Cessation Counseling and the variables that contribute. Method: An analytic cross-sectional study in the form of questionnaire on 1288 dental students throughout Indonesia. Result: Students were aware (3.98 of 5.00) about Tobacco Cessation Counseling, but still accompanied by perceived barriers (3.03 out of 5.00) they felt. All variables are not related to barriers’ mean. There is no significant relationship for gender, education status, university location, type of university, and family smoking status to the mean of awareness. However, there is a significant relationship between the students’ smoking status and the mean of awareness in which non-smoking students have better awareness of Tobacco Cessation Counseling than students who smoke or have smoked (OR: 2,878, 95% CI: 1,473-5,621 ; p = 0.002). Many patients who smoke do not have the motivation to quit is the barrier that most felt by students. Conclusion: Students are already aware about Tobacco Cessation Counseling, but still accompanied by perceived barriers. This requires more intervention on education so that later, when becoming a dentist, students can provide Tobacco Cessation Counseling properly.