ABSTRAKLeptospirosis adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Di DKI Jakarta pada tahun 2016 sampai Agustus tahun 2019 terdapat 94 kasus leptospirosis. Jumlah kasus terbesar terdapat di wilayah Jakarta Barat dengan total kasus sebanyak 70 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan dan perilaku masyarakat terhadap kejadian leptospirosis di Jakarta Barat tahun 2019. Studi ini menggunakan desain penelitian kasus kontrol. Data kasus diperoleh dari surveilans Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 140 responden yang terdiri dari 70 responden yang menderita leptospirosis (kasus) dan 70 responden yang tidak menderita leptospirosis (kontrol) dengan perbandingan 1:1. Pada analisis bivariat,terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (OR=18,789), pekerjaan (OR=31,875), riwayat luka (OR=20,842), keberadaan tikus (OR=12,143), kondisi rumah (OR=5,510), kondisi selokan (OR=13,235), keberadaan genangan air (OR=7,400), sarana air bersih (OR=3,947), kondisi tempat pembuangan sampah (OR=8,800), dan riwayat rekreasi (OR=0,294) terhadap kejadian leptospirosis. Pada analisis multivariat,pekerjaan, adanya riwayat luka, keberadaan genangan air, keberadaan hewan peliharaan dan riwayat rekreasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian leptospirosis. Pekerjaan merupakan faktor dominan terjadinya leptospirosis di Jakarta Barat (OR 210,840:95%CI 8,685-5118,379). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sosialisasi penyakit leptospirosis kepada pekerja yang berisiko dan melakukan upaya pengendalian tikus.
ABSTRACT
Leptospirosis is an infectious disease caused by Leptospira bacteria. In Special Capital Region of Jakarta (DKI Jakarta) 2016 to August 2019, there were 94 leptospirosis cases. West Jakarta had the largest number of cases with a total of 70 cases. This study aimed to determine the effect of environmental and community behavior on the incidence of leptospirosis in West Jakarta in 2019. This study used a case-control research design. The cases were obtained from West Jakarta Health Office surveillance. This study had a total sample of 140 respondents consisting of 70 respondents with leptospirosis (cases) and 70 respondents not suffering from leptospirosis (control) with a ratio of 1: 1. The bivariate analysis results showed a significant influence between knowledge (OR = 18.789), work (OR=31,875), wound history (OR=20,842), the presence of rat (OR = 12.143), house condition (OR = 5.510), sewer condition (OR = 13.235), the presence of puddle (OR = 7.400), clean water facility (OR = 3.947), garbage dump condition (OR = 8.800) and recreation history (0,294) had a significant effect on the incidence of leptospirosis. Multivariate analysis results showed that work, wound history, the presence of puddle, the presence of pets and the recreation history had a significant effect on the incidence of leptospirosis. Work was a dominant factor for leptospirosis in West Jakarta (OR 210,840:95%CI 8,685-5118,379). Therefore it is necessary to conduct socialization efforts about leptospirosis to workers at risk and do the rats control.