ABSTRAKKeterdesakan Jepang pada akhir Perang Dunia II memaksa mereka untuk membentuk pasukan
TokkÅ?tai sebagai salah satu cara yang diharapkan dapat meningkatkan peluang untuk menang.
TokkÅ?tai merupakan pasukan khusus yang dibentuk oleh Angkatan Laut dan Angkatan Darat Kekaisaran. Mereka menjalankan misi dengan meledakkan diri atau menabrakkan diri pada pasukan musuh sehingga sering pula disebut sebagai pasukan bunuh diri. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai indoktrinasi
Kokka ShintÅ? yang dilakukan pemerintah dan kekaisaran Jepang sehingga masyarakat bersedia untuk bergabung dalam pasukan
TokkÅ?tai. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan teknik penelitian studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori Nasionalisme Religius yang dikemukakan oleh Mark Juergensmeyer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indoktrinasi yang dilakukan oleh Jepang semenjak zaman Meiji adalah dengan mengonstruksi ShintÅ? tradisional menjadi
Kokka ShintÅ? yang memiliki inti kesetiaan pada Kaisar sebagai dasar nasionalisme bersifat religius dan menanamkannya sejak dini pada masyarakat Jepang sehingga dapat dengan mudah dimobilisasi untuk kepentingan negara seperti menjadi anggota pasukan
TokkÅ?tai
ABSTRACT
Japans urgent condition at the end of World War II forced her to form TokkÅ?tai force as one of the ways that was expected to increase her chance of victory. TokkÅ?tai is a special force formed by Imperial Japanese Navy and Army. who carried out missions by blowing themselves up or crashing into enemy forces. Hence, they are often referred to as suicide forces. The issue discussed in this research is about Kokka ShintÅ? indoctrination carried out by the Japanese government and the empire to convince people to be willing to join the TokkÅ?tai forces. This research uses descriptive analysis method and literature study research technique. This research uses the theory of Religious Nationalism proposed by Mark Juergensmeyer. The results of this study indicate that indoctrination was carried out by the Japanese since the Meiji era by constructing traditional ShintÅ? into Kokka ShintÅ? which had a core of loyalty to the Emperor. This serves as a basis for religious nationalism and is instilled in Japanese people since early age so they could be easily mobilized for the nation, including by being part of TokkÅ?tai