Pendahuluan : Overjet yang besar pada maloklusi kelas II divisi 1 ditengarai mampu
menimbulkan gangguan pada sendi temporomandibula. Perawatan ortodontik dengan
pencabutan dua gigi premolar bertujuan untuk memperbaiki profil serta
menyeimbangkan oklusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan
posisi kondilus sebelum dan sesudah perawatan ortodontik.
Metode : Digunakan 60 foto transkranial sebelum dan sesudah perawatan ortodontik.
Subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi berupa kasus maloklusi kelas II
divisi 1, ANB ÃÂó 50, overjet ÃÂó 6 mm, memiliki gangguan sendi temporomandibula
sebelum perawatan ortodontik dimulai serta memiliki foto transkranial. Evaluasi posisi
kondilus dilakukan dengan mengukur jarak Anterior Joint Space, Posterior Joint Space
dan Superior Space yang diterjemahkan menjadi posisi supero-anterior dan posisi non
supero-anterior pada kondilus kanan dan kiri. Perubahan posisi kondilus sebelum dan
sesudah perawatan ortodontik diuji menggunakan Mc Nemar.
Hasil : Diketahui bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) posisi kondilus sebelum
dan sesudah perawatan ortodontik pada kasus maloklusi kelas II divisi 1 dengan
pencabutan dua gigi premolar. 19 subjek memiliki posisi supero-anterior pada kondilus
kanan dan kiri sebelum dan sesudah perawatan, sedangkan 11 subjek memiliki posisi non
supero-anterior pada kondilus kanan dan kiri sebelum dan sesudah perawatan.
Kesimpulan : Perawatan ortodontik disertai pencabutan dua gigi premolar menyebabkan
perubahan posisi kondilus, namun tidak berbeda bermakna secara statistik. Sebelum dan
sesudah perawatan ortodontik, sebagian besar kondilus tetap berada di posisi superoanterior.
Sesudah perawatan ortodontik, gejala berupa rasa tidak nyaman saat membuka
mulut lebar dan keterbatasan membuka mulut sudah hilang, sedangkan gejala berupa
kliking dan krepitasi masih ada.
Introduction : Increased overjet in malocclusion class II div 1 leads to
temporomandibular joint dysfunction. Orthodontic treatment with upper premolars
extraction is due to correct profile and to harmonize occlusion. This paper will analyze
alteration condylar position before and after orthodontic treatment.
Methods : Transcranial projection was performed of 60 radiographs (30 radiograph
before and 30 radiograph after orthodontic treatment). Subjects were choosed based on
inclusion criteria : malocclusion class II div 1, ANB ÃÂó 50, overjet ÃÂó 6 mm, patient had
temporomandibular symptoms before orthodontic treatment, and all patients had
transcranial radiograph. Condylar position was determined according to Anterior Joint
Space, Posterior Joint Space and Superior Space which convert to supero-anterior
position condyle right and left and non supero-anterior position condyle right and left.
The Mc Nemar Test was used to analyze the data.
Results : No statistically significant (p>0,05) alteration condyle position before and after
orthodontic treatment with extraction upper premolar. 19 subjects had supero-anterior
condyle position, before and after orthodontic treatment and 11 subjects had non superoanterior
condyle position before and after orthodontic treatment.
Conclusion : The results of this study showed that orthodontic treatment with extraction
upper premolars cause alteration condylar positions, but not statistically significant.
Before and after orthodontic treatment, most of all condyles showed in superoanterior
positions.