ABSTRAKNasionalisme merupakan imaji tentang kesamaan. Nasionalisme tidaklah natural, nasionalisme adalah hasil pendisiplinan dan rutinitas. Seiring dengan modernitas, pergerakan orang ke berbagai wilayah di dunia menjadi pengalaman global baru dengan berkembangnya ide paspor, kewarganegaraan, dan warna-warni kebudayaan negara-bangsa. Di ruang diaspora, media memiliki peran penting dalam mentransmisikan imaji mengenai kesamaan sebagai satu kelompok. Media menciptakan ruang yang seolah-olah mendekatkan Pemuda Pelajar Diaspora Indonesia (PPDI) yang terdeteritrorialisasi dengan kampung halaman. Di Thailand, media membuat mereka merasa sebagai satu kelompok yang sama meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang etnik. Di dalam keseharian, mereka membentuk imaji nasionalisme akibat tiga sebab. Pertama, edukasi massa sebagai perpanjangan tangan modernitas yang menciptakan memori tradisi dan ide kebudayaan nasional. Kedua, alienasi identitas etnik sebagai konsekuensi globalisasi dan modernitas yang mengaburkan atribut etnik dalam relasi sosial di ruang diaspora. Ketiga, globalisasi media yang menciptakan sirkuit kesamaan simbol nasional dalam ruang media diaspora. Ketiga instrumen itu hidup di dalam keseharian PPDI. Media membangun nasionalisme PPDI dan mereka menggunakannya sebagai cara untuk melanggengkan relasi sosial sebagai masyarakat modern di ruang diaspora.
ABSTRACTNationalism is an imagination of similarities. Nationalism is not natural, nationalism is the result of disciplinary process and routine. Along with modernity, the movement of people to various regions in the world becomes a new global experience along with the development of the idea of​​passports, citizenship, and the culture of nation-states. In the diaspora space, the media has an important role in transmitting images of similarity as a group. The media creates a space that brings the Youth Indonesian Diaspora Student (PPDI) which is deterritorialized seems closer to their homeland. In Thailand, the media make them feel like a group even though they come from various ethnic backgrounds. Daily, they form the imagination of nationalism due to three reasons. First, mass education as an extension of modernity that creates memories of national cultural traditions and ideas of national culture. Second, alienation of ethnic identity as a consequence of globalization and modernity which obscures ethnic attributes in social relations in the diaspora space. Third, media globalization creates a circuit of similarities of national symbols in the diaspora media space. These three instruments live daily with PPDI. The media builds PPDI nationalism and they use it as a way to maintain social relations as a modern society in the diaspora space.