UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Gegar budaya migran Korea Utara dalam memoar "The Girl with Seven Names" karya Hyeonseo Lee = Culture shock of a north Korean migrant in Hyeonseo Lee's 'The Girl with Seven Names' Memoir

Kinanti Dyah Lynaringtyas; Eva Latifah, supervisor ([Publisher not identified] , 2020)

 Abstrak

Jumlah migran Korea Utara di Korea Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Kementerian Unifikasi Republik Korea, jumlah migran Korea Utara yang menetap di Korea Selatan telah mencapai 33.523 jiwa pada tahun 2019. Dalam beradaptasi di lingkungan masyarakat Korea Selatan, migran Korea Utara dapat mengalami apa yang disebut sebagai gegar budaya atau culture shock. Hal ini didorong oleh adanya perbedaan budaya yang cukup signifikan antara Korea Utara dan Korea Selatan setelah terpecah selama lebih dari tujuh puluh tahun. Pengalaman gegar budaya ini dicerminkan dalam memoar The Girl with Seven Names karya Hyeonseo Lee, salah satu memoar migran Korea Utara yang paling populer. Memoar ini menceritakan pengalaman Lee dalam mencari identitasnya selama hidup di Korea Utara, Cina, dan Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana gegar budaya yang dihadapi migran Korea Utara digambarkan dalam memoir The Girl with Seven Names. Dengan menggunakan teori Oberg (1960) mengenai tahapan gegar budaya, penelitian ini menemukan bahwa migran Korea Utara melewati seluruh tahapan gegar budaya dalam beradaptasi di lingkungan masyarakat Korea Selatan. Dari seluruh tahapan tersebut, crisis stage menjadi tahapan gegar budaya yang paling menggambarkan permasalahan adaptasi migran Korea Utara di Korea Selatan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa gegar budaya tidak hanya dialami oleh orang-orang dengan latar belakang etnis dan budaya yang berbeda saja.
The number of North Korean migrants in South Korea continues to increase every year. According to the Ministry of Unification of the Republic of Korea, the number of North Korean migrants residing in South Korea reached 33,523 in 2019. In adapting to South Korean society, North Korean migrants can experience culture shock. This is driven by the significant cultural differences between North and South Korea after being divided for more than seventy years. This culture shock experience is reflected in the memoir The Girl with Seven Names by Hyeonseo Lee, one of the most popular memoirs by North Korean migrants. This memoir tells of Lee's experience in finding her identity while living in North Korea, China, and South Korea. This study aims to understand how the culture shock faced by North Korean migrants is illustrated in the memoir The Girl with Seven Names. Using Oberg's (1960) theory regarding stages of culture shock, this study found that North Korean migrants go through all stages of culture shock in adapting to South Korean society. Of all the stages, the crisis stage becomes the stage of culture shock that most describes the adaptation problems of North Korean migrants in South Korea. The results of this study also showed that culture shock was not only experienced by people with different ethnic and cultural backgrounds.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Kinanti Dyah Lynaringtyas.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Makalah dan Kertas Kerja
No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2020
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 27 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 10-21-750781970 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20505244
Cover