Anemia merupakan kondisi konsentrasi hemoglobin (hb) darah lebih rendah dari
normal, dan telah memengaruhi berbagai populasi termasuk remaja putri. Remaja putri
usia 10-14 tahun memiliki risiko tinggi untuk mengalami anemia yang dapat
memengaruhi perkembangan kognitif dan motorik seperti gangguan kapasitas fisik dan
kinerja dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi anemia
dan faktor-faktor yang berhubungan berdasarkan status menstruasi, perilaku konsumsi
makanan hewani, perilaku konsumsi makanan berlemak, status gizi, perilaku konsumsi
tablet tambah darah, status pendidikan, status pekerjaan ayah, dan daerah tempat tinggal
pada remaja putri usia 10-14 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
sekunder Riskesdas 2018 dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia 10-14 tahun di Indonesia
sebesar 25,4%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia pada penelitian ini
adalah status menstruasi (p value= 0,035) dan konsumsi makanan hewani (p value=
0,002). Perlu adanya program edukasi dan konseling remaja putri mengenai kesehatan
seperti gizi seimbang dan anemia agar remaja putri lebih sadar akan kesehatannya.
Anemia is a condition of hemoglobin (hb) concentration lower than normal, andhas affected various populations including adolescent girls. Adolescent girls ages 10-14years have a high risk for anemia which can affect cognitive and motoric developmentsuch as impaired physical capacity and work performance. This study aims to determinethe prevalence of anemia and related factors based on menstrual status, consumption ofanimal foods behavior, consumption of fatty food behavior, nutritional status, ironsupplements consumption behavior, education status, father's employment status, andarea of residence in adolescents girls ages 10-14 years in Indonesia. This study usessecondary data obtained from Riskesdas 2018 with a cross sectional study design. Theresults of the study stated that the prevalence of anemia in adolescent girls ages 10-14years in Indonesia was 25.4%. Variables that have a significant relationship with theincidence of anemia in this study are menstrual status (p value = 0.035) and consumptionof animal foods (p value = 0.002). It needs educational programs and counseling on healthfor adolescent girls such as balanced nutrition and anemia, so they can aware for theirhealth.